Resensi Buku “Padang Bulan”

 

Resensi buku kali ini ditulis oleh M. Iqbal*

Judul                                  : Padang Bulan

Pengarang                         : Andrea Hirata

Penerbit                            : Bentang

Kota Terbit                        : Yogyakarta

Tahun Terbit                     : 2010

Tebal                                 : 260 Halaman

*Untuk meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang, mahasiswa yang mengontrak mata kuliah literasi tahun 2019 mendapat tugas membuat resensi buku 6 buah selama 4 bulan.

Padang Bulan adalah buku yang berkisah tentang Enong, gadis kecil yang ketika usia ke 14 harus kehilangan sosok seorang ayah dan mengemban tugas sebagai anak pertama yang begitu berat. Enong harus meninggalkan sekolahnya demi sekolah adik-adiknya dan mengambil suatu pekerjaan yang hina, yaitu seorang pendulang timah.

Cerita bermula ketika Syalimah (ibu Enong) sedang diberikan kejutan oleh Zamzami (suami Syalimah). Kejutan itu adalah sebuah sepeda yang sebenarnya diminta oleh Syalimah empat tahun lalu. Bahkan Syalimah sendiri sudah lupa dengan permintaan itu. Zamzami juga membelikan Enong kamus Bahasa Inggris Satu Miliar Kata, karena Enong memang sangat senang terhadap pelajaran Bahasa Inggris.

Akan tetapi kebahagiaan Syalimah tidak berlangsung lama, karena Kecelakaan menimpa suaminya. Zamzami tertimbun tanah akibat longsor. Akibat dari kejadian itu Syalimah kehilangan tulang punggung keluarga. Akibatnya gadis kecilnya yang berusia 12 tahun, yang bernama Enong yang sangat suka pelajaran bahasa Inggris, terpaksa harus berhenti sekolah lantaran ayahnya meninggal, Enong terpaksa harus berhenti dari bangku sekolah kelas 6 dan Enong harus mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga.  Walaupun tidak lagi meneruskan sekolah, namun semangat Enong tetap kuat unuk menguasai bahasa Inggris. Berbagai usaha telah dilakukan Enong demi untuk memperoleh sebuah pekerjaaan. Enong sadar gadis seusia dia sangat susah untuk memperoleh pekerjaan, karena Enong sama sekali tidak punya keahlian. Enong harus memikirkan pekerjaan lain. Mendulang timah adalah pilihan terakhir yang menjadi solusi atas persoalan berat yang dihadapinya. Demi mendulang timah, dia harus meninggalkan sekolah.

Hari demi hari dilalui Enong. Jika ia lelah bekerja , ia membuka lagi kamus bahasa Inggris Satu Miliar kata pemberian ayahnya. Setelah itu ia kembali bekerja mencari timah. Bersemangat setelah mendapat timah pertama, Enong semakin giat bekerja untuk memperoleh uang demi menafkahi keluarganya.

Disisi lain novel ini juga menceritakan tentang kisah cinta antara Ikal dan A Ling, tetapi kisah cinta mereka di uji karena A Ling akan dijodohkan dengan pria yang bernama Zinar. Berbagai cara gila yang Ikal lakukan untuk mendapatkan kembali cinta A Ling tetapi hasilnya nihil, Ikal pun menyerah memperjuangkan cintanya. A Ling pun mendatangi Ikal untuk memberikan undangan pernikahannya dengan Zinar. Saat Ikal datang ke pernikahan A Ling dengan Zinar, ia menyelipkan sebuah puisi di kertas yang ia tulis sewaktu SD dulu saat Ikal mulai jatuh cinta dengan A Ling.

Ikal mempunyai bakat sebagai penyair puisi , dan singkat cerita ketika ia bertemu dengan Enong, Ikal sering membantu Enong membuat tugas menulis puisi dalam kursus Bahasa Inggrisnya berjudul ‘’Bulan di Atas Kota Kecilku yang Ditinggalkan Zaman’’. Singkat cerita Dalam perjalanan hidupnya, Enong kemudian bertemu dengan Ikal yang akhirnya bisa mengenalkan Enong dengan Ninochka Stronovky, seorang grand master perempuan catur internasional.