PENTINGNYA MENULIS KARYA ILMIAH BAGI MAHASISWA

Bandung-DPBJ UPI. 

Cerita Mahasiswa.

Pada materi ketiga pada kegiatan webinar “Softskill Development Class Batch 2”  yang diselenggarakan oleh UPI, Ibu Aisha Nadya, M. Pd. menyampaikan pematerian “Developing the Sense of Writing Scientific Papers as a Student”,. 

Berikut saudari Nina mahasiswa tingkat 1 yang telah mengikuti kegiatan tersebut pada hari Sabtu, 9 Oktober 2021 akan menyampaikan resume materinya.

PENTINGNYA MENULIS KARYA ILMIAH BAGI MAHASISWA

Nama :  Nina Rosalina (NIM  :  2106178) E-mail  :  [email protected]

Bagi insan akademik, kebiasaan menulis sangat diperlukan untuk penyelesaian tugas akhir, sebagai bukti bahwa mahasiswa adalah agen perubahan, melatih berpikir kritis, proses sistematis dalam menyampaikan gagasan, dan sebagai personal branding.

Cara untuk mengetahui apakah sebuah karya tulis itu ilmiah atau non-ilmiah bisa dibedakan dalam beberapa hal. Karya ilmiah biasanya berupa buku, makalah, proposal, artikel, dsb. Sementara karya tulis non-ilmiah biasanya berupa surat dinas, karya sastra, surat cinta, dsb. Karya ilmiah harus menggunakan metodologi yang memenuhi kaidah atau norma ilmiah, menggunakan bahasa baku sesuai EYD, dikaji secara sistematis dan berurutan, serta adanya penggunaan sumber atau referensi. Sementara karya non-ilmiah dapat mengabaikan kaidah-kaidah ilmiah dalam metodologinya, tidak harus menggunakan bahasa formal atau baku, tidak harus berurutan, dan tidak harus ada sumber atau referensi.

Fungsi karya ilmiah adalah sebagai alat berargumentasi atau sarana penyampaian pesan tentang suatu hal. Sementara karya non-ilmiah biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau sebagai alat koordinasi.

Beberapa jenis karya ilmiah yang populer adalah paper, jurnal, dan prosiding. Paper atau yang lebih dikenal sebagai artikel adalah karya ilmiah yang berupa studi, kajian, atau penelitian yang ditulis dalam format tertentu. Tempat untuk mempublikasikan paper-paper tersebut disebut jurnal. Prosiding sendiri hampir sama dengan jurnal, hanya saja prosiding lebih mempublikasikan paper-paper mereka dalam seminar atau konferensi. Format pembuatan paper bergantung pada jurnal yang mempublikasikannya, tapi secara umum sistematikanya berupa latar belakang dan tujuan, langkah-langkah dalam menjawab tujuan, lalu hasil dari langkah-langkah menjawab tujuan tersebut.

Judul adalah bagian terpenting yang tidak boleh diabaikan dalam penyusunan sebuah karya ilmiah. Judul sendiri umumnya berisi problem, objek, dan metode yang digunakan dalam karya ilmiah, dinyatakan secara singkat, padat, dan jelas serta tidak lebih dari empat belas kata.  Selain judul, ada juga bagian lain, yaitu metodologi. Metodologi yang umum digunakan adalah metodologi penelitian kualitatif (qualitative research) dan penelitian kuantitatif (quantitative research).

Jika berbicara tentang penulisan, tentu tidak akan lepas dari yang namanya tata bahasa atau kaidah kebahasaan. Dalam karya ilmiah, tata bahasa yang sesuai PUEBI sangat perlu diperhatikan. Dari sekian banyaknya aturan kebahasaan, memang tidak mudah untuk bisa memahami dan mengingat semuanya dengan tepat. Ada beberapa kesalahan pemahaman kebahasaan, terutama dalam penggunaan kata-kata baku yang kerap terjadi dalam penulisan, baik dalam penulisan karya ilmiah maupun non-ilmiah, misalnya:

  • Penggunaan kata ‘kita’ atau ‘kami’;
  • Kata ‘merubah’ seharusnya ‘mengubah’;
  • Penggunaan kata ‘absensi’ seharusnya adalah ‘presensi’;
  • Kata ‘nafas’ seharusnya ‘napas’;
  • Kata ‘mempengaruhi’ seharusnya ‘memengaruhi’; dan
  • Kata ‘jomblo’ seharusnya ‘jomlo’.

Dalam menambah pengetahuan kebahasaan dan lebih mengembangkan kemampuan menulis, ada beberapa cara-cara sederhana yang mungkin bisa dilakukan, yaitu:

  • Menginstall aplikasi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia);
  • Membaca PUEBI;
  • Mengikuti akun media sosial influencer yang gemar mengkampanyekan mengenai Bahasa Indonesia; dan
  • Membuka Google Cendikia;

Dalam menulis sebuah karya ilmiah, argumen yang diungkapkan haruslah dibarengi dengan fakta-fakta lain agar semakin menguatkan hasil tulisan. Salah satu yang paling umum dipakai adalah dengan menggunakan kutipan. Kutipan merupakan kalimat, pendapat, ide, atau gagasan orang lain yang diambil dari sumber tertentu. Seperti fungsinya, kutipan ini dipakai untuk memperkukuh argumen yang ada di dalam tulisan. Saat mengutip, kita harus menambahkan keterangan nama si pembuat kalimat tersebut dengan tahun kapan kalimat itu diucapkan atau dituliskan.

Hal terakhir yang menjadi bagian dan tidak kalah pentingnya dalam sebuah karya ilmiah adalah daftar pustaka atau referensi. Semakin banyak referensi yang kita gunakan dan cantumkan dalam daftar pustaka, maka berarti topik yang kita angkat memiliki popularitas tersendiri di kalangan masyarakat. Referensi yang digunakan bisa dari berbagai macam sumber, misalnya dari jurnal, majalah, surat kabar, buku teks, e-book, kamus atau ensiklopedia, film, acara televisi, lagu, atau electronic mailing list.

Pada dasarnya, menulis adalah hal yang sangat penting, bukan hanya karena tuntunan sebagai seorang insan akademik. Seperti yang pernah dikatakan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Jika kita menulis, bahkan meski suatu hari kita telah menghilang dari dunia ini, tulisan kita akan tetap ada dan tercatat abadi. Oleh karena itu, marilah mulai membiasakan diri dengan menulis. Dimulai dari hal-hal yang sederhana saja, seperti menulis buku harian atau sebatas cerpen dan puisi. Semua tulisan adalah karya dan sebaik-baiknya sebuah tulisan adalah tulisan yang selesai.

*Dokumentasi Kegiatan:

Demikian, hasil resume webinar tersebut, semoga bermanfaat untuk mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan ini.