Cerita mahasiswa.
Satu cita-cita besar dari para mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang adalah mendapatkan beasiswa kuliah ke Jepang. Sampai saat ini memang ada banyak program yang ditawarkan kepada mahasiswa. Salah satunya adalah program U to U antara Departemen Pendidikan Bahasa Jepang dengan Tokyo Gakugei University. Mahasiswa yang berhasil mendapatkan beasiswa ini untuk keberangkatan 2019 adalah Naldy Kostiyandi. Bagaimana pengalaman Naldy selama berada di Tokyo. Yuk kita simak ceritanya.
Pengalaman Ryuugaku (belajar di luar negeri) Penuh Pembelajaran
Naldy Kostiyandi
Suatu kebanggaan tersendiri ketika saya bisa melewati program pertukaran pelajar ini. Bangga karena ternyata saya dapat melewati masa tersulit dan penuh pembelajaran dalam hidup saya. Banyak hal menyulitkan dan menyenangkan dilewati, tapi semuanya menjadi pengalaman yang sangat berarti.
Selama dua semester, saya belajar di Tokyo Gakugei Daigaku. Sistem perkuliahan di sana tergolong sama dengan perkuliahan di Indonesia. Di awal semester kita bebas memilih mata kuliah yang ingin diambil. Terdapat tiga klasifikasi mata kuliah untuk mahasiswa asing, yaitu perkuliahan bahasa Jepang, perkuliahan multikultural, dan perkuliahan pemahaman kejepangan. Pada saat itu saya mengambil mata kuliah bahasa Jepang, dan satu mata kuliah multikultural. Perbedaan yang terasa adalah ketika perkuliahan, karena dosen dan seluruh mahasiswa menggunakan bahasa Jepang, kita dituntut untuk bisa memahami dan mengeluarkan pendapat dengan bahasa Jepang. Menurut saya hal ini sangat penting bagi pembelajar bahasa Jepang karena benar-benar mengasah refleks dalam menggunakan bahasa Jepang
Selain kuliah, di sana saya bekerja paruh waktu. Saya bekerja di salah satu restoran kaitenzushi Kurazushi. Perbedaan budaya dan kebiasaaan sangat terasa ketika saya bekerja disini. Disiplin waktu dan etos kerja juga sangat diperhatikan. Standar operasional, tata cara bekerja, semua menggunakan bahasa Jepang dan penuh kanji. Untuk permulaan memang sangat sulit untuk membiasakan diri. Namun, apabila saya tidak bertahan, saya tidak mendapatkan pembelajaran dari sini.
Selain bekerja di restoran tersebut, terkadang saya mendapat pekerjaan untuk menjadi pemandu atau penerjemah. Sungguh suatu pengalaman yang sangat langka. Saya belajar banyak hal dengan pekerjaan tersebut. Sesuatu yang saya pikir tidak mungkin bisa saya lakukan, ternyata bisa dilakukan.
Lalu berteman dengan orang asing, membuat saya dapat belajar bagaimana itu toleransi. Bagaimana saya menjadi muslim minoritas, namun tetap bisa menjaga prinsip tanpa menarik diri dari sosial. Alhamdulillah, saya pun dipertemukan dengan orang-orang yang bisa mengerti saya, dan mengetahui batasan-batasan mana yang tidak bisa saya lakukan.
Pada akhirnya Jepang memberikan pembelajaran tiada akhir. Satu tahun memang waktu yang sangat kurang. Namun, dimanapun kita berada, pembelajaran akan selalu ada. Jangan puas hanya dengan apa yang telah dimiliki. Terus perkaya diri dengan ilmu dan pengalaman. Semangat! Terimakasih
Demikian pengalaman Naldy ketika mengikuti program kuliah selama 1 tahun di Tokyo Gakugei University. Menarik ya. Bagi mahasiswa yang lain yang ingin merasakan juga kuliah di Jepang, tetap semangat ya.
Sampai jumpa di cerita mahasiswa yang lainnya.
Sayounara!