Kali ini admin ingin mengenalkan para pemenang kontes shuji di acara Bunkasai 2019 akhir Juni lalu.
Artikel pertama dari Muhammad Fajri H. A. J, Juara 1 Shuuji Contest Bunkasai UNPAD. Yuk kita simak ceritanya bisa sampai menjadi juara 1 Shuji Contest.
Asyiknya mempelajari Seni Kaligrafi Jepang
Pekan Bahasa & Budaya Jepang Bunkasai ke-45 di Unpad Jatinangor pada tanggal 28-29 Juni 2019 kali ini merupakan tahun ke-3 saya berpartisipasi dalam perlombaan Shuuji Contest. Saya senang masih dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti perlombaan tahun ini. Mengapa demikian?, Perlombaan yang diadakan tiap tahun ini merupakan perlombaan yang bergengsi di tingkat mahasiswa bahasa Jepang didaerah Jawa-Barat, disini para mahasiswa dari berbagai universitas bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terbaik diberbagai macam perlombaan.
Saya dikenalkan dengan Seni Kaligrafi Jepang atau yang orang kenal dengan istilah “Shuuji” pada saat SMA. Rasa keingintahuan terhadap budaya Jepang ini terus didalami karena memang saya sendiri menyukai hal-hal yang berhubungan dengan seni. Di jenjang SMA, Alhamdulillah saya menorehkan prestasi yang cukup banyak dalam lomba-lomba Shuuji di tingkat SMA. Dan tidak berhenti hanya di jenjang SMA saja.
Di kampus, saya menjadi salah satu anggota dari HIMABAJA yang merupakan himpunan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI dan didalamnya menjadi salah satu anggota dari Shuujikai UPI. Disana saya mempelajari ilmu Shuuji yang lebih jauh lagi dibanding ketika saya di jenjang SMA. Belajar bersama Hamana sensei, Matsumura sensei, senpai, dan teman-teman lainnya. pada masa kepengurusan ShuujikaiFPBS UPI 2018-2019 ini, saya diamanatkan sebagai buchou, menggantikan Riski Destari yang menjadi daijin pendidikan. Tentunya target ShuujikaiUPI pada lomba Bunkasai yaitu mendominasi posisi juara pada Shuuji Contest. Bukan hal yang cukup mudah untuk mempertahankan gelar dan berusaha kembali untuk mendapatkan posisi juara tiap tahunnya.
Pada perlombaan tahun ini, kami melakukan persiapan 1 bulan sebelum Bunkasai diadakan. Kami belajar garis-garis dasar yang ada pada shuuji, kemudian berlatih tehon huruf. Latihan ini kami lakukan agar tidak kaku atau sudah memiliki modal awal pada saat huruf yang dilombakan ada. Saat huruf perlombaan diumumkan, hampir setiap hari sampai menuju perlombaan, kami berlatih agar dapat membuat huruf secara maksimal dan tentunya hal tersebut tidaklah sia-sia.
Tapi untuk saya sendiri, sampai dengan h-2 masih belum menemukan kanji apa yang cocok untuk dilombakan, selama di waktu latihan hanya mencoba semua huruf yang ada, dan h-1 malam sebelum perlombaan, barulah menemukan kanji yang cocok untuk dituliskan, yaitu kanji (青雲の志)(せいうんのこころざし). Saat perlombaan dimulai, di awal-awal saya kesulitan mengontrol rasa cemas dan hal negatif lainnya, tetapi lama-kelamaan kembali stabil . Selama perlombaan berlangsung, saya selalu berpikiran positif bahwa saya pasti bisa, dapat meminimalisir kesalahan dan tetap fokus. Ingat dengan waktu yang tersisa pun penting agar tau kapan waktu menuliskan huruf pada kertas lomba, saat seluruh hasil karya dikumpulkan saya hanya dapat berharap bahwa karya saya tersebut disukai oleh para juri yang semuanya berasal dari Jepang.
Saat hari ke-2, dari 15 orang mahasiswa UPI yang ikut shuuji contest tahun ini, 8 hasil karya diantaranya masuk 10 besar dan ditampilkan. Kemudian saat pengumuman, dari 5 Juara yang diumumkan, 4 diantaranya mahasiswa UPI. Sebuah hasil yang patut disyukuri atas kerja keras dan usaha yang telah dilakukan, dapat mendominasi kembali juara pada lomba shuuji contest di bunkasai tahun ini.
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya diberikan rezeki untuk berada di posisi puncak (juara 1). Saya senang pada lomba kali ini dapat bersaing secara kompetitif dan melakukan yang terbaik. Hal ini pun tidak luput dari bantuan, Ryoko sensei, Matsumura sensei, Hamana sensei, sensei-gata, ShuujikaiUPI, dan teman-teman lainnya. Juara ini dihadiahkan untuk tanggal 27 Juni, yang merupakan sebuah hadiah ulang tahun yang luar biasa bagi saya. Selain itu, Motivasi yang membuat saya untuk terus ingin berprestasi sampai saat ini adalah dorongan lagu dari : The Script “Hall Of fame” dan “Superheroes”. Yang memotivasi sekali saya untuk terus berusaha, pantang menyerah, dan terus maju dan menjadi seorang juara. Motivasi bisa berasal dari mana saja selama hal tersebut dapat mendorong kita kearah yang positif.
Akhir kata, Semoga cerita saya ini dapat bermanfaat dan memotivasi. Tetaplah berusaha dan berkarya dengan kemampuan yang dimiliki dan terus mengasah diri. Buatlah diri kita ini bangga dengan kemampuan kita. Akan ada nanti waktunya saat kemampuan kita diakui oleh orang lain. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan juga kepada Allah S. W T.
Enjoy the Art!.