Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI saat ini bekerjasama dengan banyak universitas di Jepang. Dan salah satu wujud dari kerjasama tersebut adalah diuntungkannya para mahasiswa karena bisa belajar ke Jepang dengan beasiswa yang dinamakan Program Japanese Studies.
Tahun ini mahasiswa yang bias berangkat ke Gunma University sebanyak 2 orang. Yang pertama, Muhammad Ihsan Kamil telah ditampilkan pada artikel sebelumnya. Kali ini gilirannya mewawancara Mestika Intan Delima yang mendapatkan beasiswa untuk belajar ke Gunma University mulai 1 Oktober 2018 selama 1 tahun kedepan. Berikut hasil wawancara dengan Mestika yang paling menyukai keterambilan membaca dalam berbahasa.
1. Katanya mau ke Jepang ya? Program apa? Berapa lama? Biaya apa ditanggung siapa? Besarannya berapa?
Iya, Alhamdulillah saya dapat beasiswa dari Monbukagakusho U to U selama satu tahun di Gunma University. Monbukagakusho U to U ini merupakan beasiswa yang diperoleh melalui jalur University Recommendation (Rekomendasi Universitas). Berbeda dari Monbukagakusho G to G, di Monbukagakusho U to U, seleksi dan prosedur pendaftarannya dilaksanakan oleh universitas yang bersangkutan tanpa melalui kedutaan besar Jepang. Program ini diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (MEXT). Biaya sekolah dan biaya hidup selama studi di Jepang akan diberikan ±117.000 yen per bulannya selama setahun penuh dari MEXT. Serta, beasiswa ini tidak ada ikatan dinas.
2. Alasan ikutan program ini?
Alasan ikut program ini karena saya ingin memuaskan rasa ingin tahu saya dengan meng-eksplore lebih jauh tentang bahasa Jepang dan budayanya. Pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana kehidupan masyarakat di Jepang, bagaimana cara membaca kanji, mengapa banyak hari perayaan di Jepang, mengapa masyarakat Jepang terkenal dengan budaya disiplin mereka yang tinggi serta pertanyaan-pertanyaan sederhana lainnyalah yang membuat saya berkeinginan untuk ikut program ini.
3. Buat ikutan program ini, syaratnya apa? Apa ada seleksinya?
Seleksinya dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis bagi mahasiswa/i yang berminat. Akan tetapi, tes tersebut hanya dalam ruang lingkup Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia saja. Ketika dinyatakan lolos dalam seleksi tersebut, ada beberapa formulir yang harus diisi dan nantinya akan dijadikan sebagai referensi oleh pewawancara dalam seleksi wawancara. Pewawancaranya merupakan orang-orang dari universitas yang bersangkutan. Untuk mengetahui persyaratannya lebih lanjut dapat di akses di website resmi Kedutaan Besar Jepang.
4. Persiapan seleksinya seperti apa?
Karena Beasiswa yang diterima adalah Japanese Studies Program, tentu saja kemampuan dalam bahasa Jepang seperti kemampuan dalam reading, writing, speaking, listening, dan berbagai aspek bahasa lainnya. Dan jangan lupa berdo’a, karena usaha tanpa do’a tetap saja akan menjadi sia-sia.
5. Apa yang ditargetkan selama 1 tahun belajar di Jepang?
Selama studi di Jepang, saya berniat untuk menulis minimal tiga makalah tentang apa-apa saja yang saya pelajari selama satu tahun di Jepang. Selain itu, saya juga menargetkan untuk lulus JLPT (Japanese-Language Proficiency Test) level N1 tahun depan dengan hasil yang memuaskan. Terlebih lagi, saya ingin meningkatkan skil saya dalam berkomunikasi dan menjalin koneksi yang akan saya butuhkan nanti di dunia kerja.
Demikian hasil wawancara dengan Mestika yang memiliki hobi menyanyi dan bermain gitar, semoga apa yang diharapkan Mestika dapat tercapai. Dan bagi mahasiswa lain yang belum juga bisa pergi ke Jepang. Jangan patah semangat ya! Terus berusaha!
Mestika-san, tanoshinde, itte rasshai!