Eugenia Mahasiswa DPBJ yang Selalu Mencoba Berbagai Kompetisi

Cerita Mahasiswa. 

Minasan, kali ini kami akan tampilkan tulisan dari salah seorang mahasiswa yang begitu bersemangat menimba ilmu di Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Euge panggilannya, selama menjadi mahasiswa, meskipun dilanda musibah, tapi Euge tetap berusaha mencoba apapun agar bisa belajar banyak hal. Sepertinya patut kita apresiasi dan tiru ya agar kita pun bersemangat mencoba banyak hal untuk meningkatkan kualitas kita sebagai mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat setelah lulus kuliah nanti. Apa saja yang sudah Euge coba, yuk kita simak tulisannya di bawah ini.

PENGALAMAN MENJADI MAHASISWA DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

Eugenia Aromatica Oktaviani

 

            Pada tahun 2016 saya mulai menjadi mahasiswa di DPBJ UPI lewat jalur SNMPTN. Dalam pembelajaran dari dosen profesional dan kawan-kawan hebat, menjadi dorongan bagi saya agar lebih menggali ilmu, meningkatkan prestasi di dalam kamus dan di luar kampus.

            Saya selalu berpikir dalam bahasa ibu saya yaitu bahasa Sunda “saha deui nu arek nyari elmu? Iraha deui mun teu ayeuna”. Sehingga di tahun 2017, saya mengikuti UKM Katumbiri FPBS yaitu bidang seni tradisional & modern dan kajian budaya. Melalui kegiatan  Katumbiri yang menyeleksi mahasiswa yang akan menjadi delegasi Indonesia untuk mengenalkan budaya Indonesia ke Jepang, Alhamduliah, saya terpilih untuk mengajarkan budaya kepada orang Jepang. Sejak saat itu, perlahan-lahan saya suka budaya daerah dan budaya luar daerah saya, sehingga saya mencoba mengikuti paguyuban Wanoja Budaya Jawa Barat. Tahap demi tahap saya lalui sampai lolos dan dinobatkan menjadi Wanoja Budaya Jawa Barat Mimitran 2017, sebagai Gadis Persahabatan.

Beranjak pada tahun 2018, saya mengikuti pemilihan Duta Bahasa di lingkungan Jawa Barat. Awal pendaftaran yang harus dilakukan adalah mengirim biodata, IPK, prestasi yang penah diraih dan membuat artikel tentang Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional. Kemudian saya diberitahu melalui telepon oleh Balai Bahasa bahwa saya terpilih menjadi 100 besar dan diminta untuk mengikuti proses seleksi berikutnya yaitu membuat artikel 3 bahasa untuk menjadi 30 besar. Di hari-H saya datang ke Padma hotel Bandung. Saya merasa tidak percaya diri tapi kalau tidak dicoba sayang sekali. Sehingga saya yang masih semester 4 ini dengan tanpa beban mengikuti kegiatan tersebut. Acara dimulai dengan pembukaan dari Ketua Balai Bahasa lalu diikuti dengan proses seleksi peserta melalui tulisan 3 bahasa. Temanya adalah Bahasa indonesia sebagai Bahasa Internasional dengan artikel berbahasa bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing dengan waktu yang disediakan masing-masing 1 jam. Sangat sulit rasanya, tapi senangnya saya punya teman baru yang begitu hebat-hebat dan saya bangga menjadi bagian dari mereka.

Setelah itu saya mengalami musibah yang sangat berat, hingga tidak bisa mengikuti kuliah lagi. Namun keberuntungan masih berpihak pada saya, sehingga saya berangsur pulih dan dapat kembali mengikuti kuliah.

Dalam berkehidupan ada kesenangan ada kesedihan. Kesedihan menjadi penguat mental saya. Saat ini saya masih mencoba banyak hal, diantaranya mengikuti program PPDI (Pemuda Pemudi Delegasi Indonesia) ke-4 di tahun 2021. Tahap pertama harus mengerjakan soal TPA dengan bahasa Internasional dan bagi yang masuk 200 besar, akan diseleksi lewat video tentang “All About Me” yang dibuat sendiri sebelumnya serta harus ikut wawancara. Saya rasa program ini bukan hanya semata untuk saya pamerkan tapi keinginan sayauntuk meluaskan wawasan dan pengalaman

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan “Mari belajar dan mencoba apapun untuk kita dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat berprestasi dan membuat kita menjadi orang yang bersinar terang”