Kagai Jugyou (6) : Rasis dkk Memandu Hikaru-san ke Floating Market, Lembang

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.47″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″ parallax=”off” parallax_method=”on”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.0.47″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]

Berikut akan diperkenalkan artikel keenam yang ditulis oleh mahasiswa DPBJ UPI setelah melaksanakan kagai jugyou (kegiatan pembelajaran di luar kelas) untuk mata kuliah Chujokyu Kaiwa II yang diampu oleh Dewi Kusrini M.Pd, M.A.

Artikel ke-6, dari kelompok Rasis dkk (tingkat 3) yang telah memandu Suzuki Hikaru-san, orang Jepang yang sedang belajar bahasa Indonesia di UNPAD, pergi ke Floating Market di Lembang tanggal 21 April 20018. Bagaimana keseruan mereka saat berwisata bersama orang Jepang? Yuk kita simak artikel perjalanan mereka.

Kagai Jugyou (6) : Rasis dkk Memandu Hikaru-san ke Floating Market, Lembang

Pada tanggal 21 April 2018, kita bertiga (Faris, Rasis dan Wiwi) berniat pergi ke Floating Market bersama teman baru kami dari Jepang, namanya Suzuki Hikaru. Dia tinggal di Miyagi dan sedang belajar Bahasa Indonesia di Oosaka Daigaku. Sekarang dia tinggal di Indonesia letaknya di Dipatiukur dan sedang melanjutkan studinya di UNPAD. Baru beberapa bulan tinggal di Indonesia tetapi kemampuannya dalam berbicara Indonesia sungguh mengagumkan, hebat bukan?

Floating Market adalah salah satu tempat wisata yang berada di kawasan Lembang, Bandung. Banyak para pedagang yang berjualan diatas perahu, serta untuk melakukan transaksi jual belinya kita harus membeli koin floating market, baru kita boleh jajan menggunakan koin tersebut. Ribet ya? Tetapi dengan pemandangannya yang bagus dan cukup luas, membuat tempat yang satu ini banyak digemari loh! Inilah salah satu alasan mengapa kita mengajak orang Jepang kesini, agar memiliki kesan bagus terhadap Indonesia J

Setelah membuat janji sebelumnya, kita pun bertemu di UPI gedung FPBS pukul  1 siang. Tak lama ketika Hikaru datang, kita saling memperkenalkan diri satu sama lain, karena hari itu merupakan pertemuan pertama. Ketika menuju parkiran untuk mengambil motor, hujan pun turun, akhirnya kami memutuskan untuk berteduh di Museum UPI.

Karena bosan menunggu, akhirnya sebuah keputusan diambil untuk memasuki Museum, dengan harapan hujan segera berhenti. Tiket masuk ke Museum ternyata tidak mahal, hanya perlu mengeluarkan 5.000 rupiah saja. Ini adalah kedua kalinya bagi kami memasuki museum, tapi tidak bagi Hikaru, ini adalah yang pertama. Di dalam, Faris dan Rasis banyak menceritakan tentang sejarah-sejarah pendidikan Indonesia, ternyata Hikaru juga mengetahui sedikit, bahkan dia mengetahui R.A Kartini. Wow! Orang luar pun belajar mengenai bahasa serta budaya Indonesia, kita jangan sampai ketinggalan ya!

Banyak sejarah mengenai pendidikan, mulai dari asal-usulnya, baju seragam jaman dahulu, bahkan tokoh pendidikan pun ada. Kita langsung turun menggunakan lift ketika sudah sampai lantai paling atas, dan ketika melihat keluar ternyata sudah tidak hujan.

Akhirnya kita langsung bergegas pergi ke Floating Market. Hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai sana, karena jalanannya pun tidak macet. Untuk masuk ke dalam, kita harus membayar tiket seharga Rp 25.000,00 , itu sudah termasuk minuman gratis. Setelah masuk ke dalam, ada tempat untuk membeli oleh-oleh di depan tempat tukar minum gratis, Hikaru pun langsung melihat-lihat dan membeli magnet seharga Rp 25.000. Kayanya dia suka magnet hahaha.

Lalu, kita berhenti disatu tempat, dimana kita disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa. Lihat saja foto ini, di foto ini kita berdiri di atas bambu yang sudah dirakit sehingga dijadikan alas pijakan loh!

Ternyata disana juga ada banyak kelinci, tapi untuk masuk kesana harus mengeluarkan tiket seharga Rp 25.000,00. Ada yang lucu mengenai kelinci, Rasis bercerita bahwa dia sangat suka kelinci, tetapi beberapa bulan yang lalu Hikaru bercerita bahwa dia makan sate kelinci hahahahaha. Kasian ya kelincinya.

Selain kandang kelinci, ada juga kota mini, karena penasaran kita memutuskan untuk masuk kesana, lagi-lagi harus mengeluarkan uang untuk membayar tiket masuk L, tapi tidak apa, ternyata tempatnya unik loh, karena ada berbagai bangunan yang didirikannya kecil saja. Setiap bangunan memiliki tema masing-masing, ada bangunan khusus kucing yang didalamnya terdapat aksesoris, bantal dan benda-benda khusus kucing, lalu bangunan kantor polisi, anak-anak kecil bisa bermain bersama penjaga bangunan tersebut, mereka bisa menjadi polisi untuk mengejar para penjahat loh, serta ada juga bangunan restoran kecil dan masih banyak lainnya. Banyak juga taman yang menghiasi sepanjang jalan kota mini, bahkan pom bensin mini pun ada.

Setelah berjalan-jalan membuat kita lelah, akhirnya kita beristirahat sejenak di saung yang terdapat di kota mini. Tak lama setelah itu, hujan pun turun. Sambil menunggu hujan, kita mengobrol-ngobrol dengan Hikaru mengenai kota Jepang. Banyak kosakata bahasa Jepang baru yang kita dapat dari Hikaru, dan Hikaru pun banyak belajar kosakata baru bahasa Indonesia. Wah kita saling melengkapi ya! J

Hujan semakin membesar dan hari pun sudah semakin gelap, bahkan waktu menunjukkan pukul 7 malam, padahal Floating Market ini tutup pukul jam 8. Waduh!

Kita pun menerobos hujan yang pada saat itu sudah lumayan mengecil, hingga sesampainya ditempat parkir, kita langsung memakai jas hujan. Karena perut terus memanggil, bukannya pulang kerumah tetapi kita pergi ke tempat warung setiabudi, kebetulan Hikaru belum pernah mencoba surabi hihi.

Sesampainya disana, Hikaru memesan 2 surabi asin dan manis, Faris membeli baso dan surabi, sedangkan Wiwi dan Rasis membeli 1 surabi manis saja. Tak butuh waktu lama hingga pesanan datang, akhirnya kita langsung menyantap surabi tersebut. Dan Hikaru suka sama surabi, katanya enak loh! Memang warung surabi setiabudi tidak pernah sepi oleh pengunjung.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, setelah selesai makan, akhirnya kita memutuskan untuk pulang dan berharap agar bisa bermain lagi bersama Hikaru di lain hari.

Ahmad Rasis Fadhlan (1505839), Muhammad Faris Fadhillah (1504710), Wiwi Fitriani (1501822)

 

 

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]