Ismail Wicaksono, Secercah Cahaya di tengah Pandemi

Cerita Mahasiswa. Ismail Wicaksono yang saat ini merupakan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang tingkat 3, telah mengikuti program Winter Course ke Hiroshima University tahun ini. Berikut tulisan dari Ismail untuk menceritakan pengalamannya selama di Jepang.

Secercah Bahagia di Tengah Pandemi

Diliputi setitik rasa cemas karena merebaknya pandemi COVID-19, saya dan tujuh mahasiswa DPBJ lainnya mengawali Winter Course ke Hiroshima University. Bandara Soekarno Hatta sore itu penjagaannya sudah mulai siaga, banyak orang memakai masker dan tersedia cairan sanitasi di sudut-sudut bandara. Kami sengaja menunggu mulai sore hari karena hari itu juga diprediksikan Jakarta akan mengalami hujan lebat. Sekitar tengah malam akhirnya kami berdelapan berangkat ke Kansai dalam penerbangan GA888.

Sesampainya di Kansai, rasa cemas itu tergantikan bahagia sepenuhnya. Masih tidak percaya kalau kami akhirnya tiba di Jepang, di antara kami semua hanya Auliya yang sebelumnya pernah ke Jepang, untuk saya dan rekan lainnya ini kali pertama. Dari Kansai, kami naik bus menuju ke Terminal Namba untuk kemudian beralih ke jurusan Hiroshima, kemudian beralih naik kereta ke Saijo. Perjalanan dari Namba ke Saijo memakan waktu sekitar tujuh jam. Setelahnya kami masih harus beralih ke stasiun Saijo untuk dijemput oleh Honda Sensei. Hari kedatangan dibuka dengan pembagian kunci asrama dan makan bersama mahasiswa peserta dan mahasiswa Hiroshima University yang menjadi pendamping selama kami menjalani Winter Course. Selain dari UPI, ada mahasiswa Indonesia lainnya yang menjadi peserta, kemudian ada pula mahasiswa dari India dan Vietnam yang turut serta dalam kegiatan ini. Mahasiswa pendampingnya pun juga dari berbagai latar kewarganegaraan, selain dari Jepang ada pula yang dari Indonesia dan Tiongkok.

Selama 14 hari Winter Course kegiatan perkuliahannya cukup padat, setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu kami berkegiatan mulai pukul 08:30 hingga berakhir pukul 17:00. Banyak sekali hal baru dan menarik yang dipelajari dari ahlinya langsung. Mulai dari furoshiki, kendama, sejarah Jepang, arsitektur, dsb. Akan tetapi, kegiatan favorit saya selain perkuliahan adalah pergi ke departemen store bernama YouMe Town. Selain untuk berbelanja, tujuan utama saya adalah untuk berolahraga mengingat daerah kampus cukup menanjak dan jalan-jalan karena terkadang jenuh utamanya setelah perkuliahan Panjang. Saking seringnya saya pergi ke departemen store tersebut teman-teman menjuluki saya sebagai yume-sama. Menurut mereka, saya ibarat kuncen yang bila sehari saja tidak ke sana akan menggila.

Pengalaman menarik lainnya saya alami ketika kunjungan ke Miyajima, pulau yang terkenal dengan Kuil Itsukushima yang memiliki gerbang di laut dan rusa. Di pulau tersebut rusa layaknya kucing yang bebas berkeliaran. Akibatnya ketika saya dan teman-teman satu kelompok yang terdiri atas mahasiswa India dan Tiongkok sedang berpiknik untuk makan siang di pinggir pantai, kami dikejar oleh sekumpulan rusa dan terus diikuti hingga masuk ke daerah kuil. Sempat ada warga yang bantu mengusir agar tidak mengganggu tetapi rusa tersebut terus mengikuti. Akhirnya kelompok saya memutuskan untuk pindah ke daerah pegunungan di Miyajima dan mencari daerah dimana rusa tersebut tidak ada untuk melanjutkan piknik. Saat di Miyajima juga saya mencoba makan Momiji Manju Goreng yang menjadi khas daerah tersebut, rasanya manis tetapi tidak membuat tenggorokan gatal karena cukup pas.

Selain berkunjung ke Miyajima, dalam program ini ada beberapa kali kunjungan antara lain ke Tomonoura yang terkenal dengan anime Ponyo, ada pula kunjungan ke situs-situs bersejarah yang berkaitan dengan tragedi penjatuhan bom atom Fat Man pada 6 Agustus 1945 di Hiroshima seperti A-Bomb Dome, Museum Perdamaian, Monumen Perdamaian Anak, dsb. Banyak sekali hal-hal yang sebelumnya hanya saya lihat di film atau komik dapat menjadi kenyataan.

Ketika perkuliahan biasa juga banyak sekali kejadian yang menyenangkan misalnya di hari ketujuh saya berada di Hiroshima, turun salju di pagi hari. Kemudian juga saya baru mengetahui bila ada unit kegiatan mahasiswa yang kegiatannya adalah menerbangkan balon udara. Suasana belajarnya pun sangat nyaman cuaca di akhir musim dingin yang cukup sejuk tapi tidak terlalu dingin untuk saya.

Pengalaman yang menjadi puncak dari kegiatan Winter Course ini adalah perayaan ulang tahun Indra, salah satu rekan dari UPI yang memutuskan untuk merayakan hari ulang tahunnya dengan makan-makan bersama seluruh mahasiswa dan sensei pembimbing dengan konsep botram. Setelah kelas usai, sebagian mahasiswa menuju ke supermarket untuk membeli makanan yang diperlukan untuk membuat rebusan dan ada pula yang menyiapkan ruangan di asrama. Malam harinya, kami bersama-sama merayakan ulang tahun Indra sekaligus menutup program Winter Course.

Sangat senang rasanya bisa berada dalam program hal ini. Pengalaman ke Hiroshima bagi saya adalah sebuah pengalaman pertama yang amat berharga dan memberikan banyak pelajaran baik secara akademik maupun pelajaran hidup. Saya berharap dapat kembali ke Jepang untuk melanjutkan studi ke depannya. Demikianlah pengalaman saya melakukan pertukaran pelajar walaupun berada di tengah pandemi.

Demikian tulisan dari Ismail. Semoga bisa menyemangati kita untuk tetap kuliah secara daring sampai virus Corona hilang ya.