Fania Zahra, Mahasiswa DPBJ yang Mewakili UPI dalam Ajang Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Nasional 2019

Admin mendapat kabar dari Fania, mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang yang jago berbahasa Inggris ini bahwa dia terpilih mewakili UPI untuk mengikuti lomba debat yang diadakan oleh Ristekdikti. Wah hebat sekali ternyata Fania yang sedang belajar bahasa Jepang ini berbicara bahasa Inggris dengan sangat fasih.

Ristekdikti direktorat kemahasiswaan, mengadakan lomba debat berbahasa Inggris, National University Debating Championship (NUDC) dan lomba debat berbahasa Indonesia, Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) dalam rangka peningkatan daya saing lulusan di era global. Cukup berat untuk mengikuti lomba ini ternyata.

Di tingkat perguruan tinggi, perguruan tinggi melaksanakan seleksi untuk menentukan 1 (satu) tim NUDC terbaik yang terdiri atas 2 (dua) mahasiswa sebagai Debater dan 1 (satu) Adjudicator.

Di tingkat wilayah, perguruan tinggi mendaftarkan 1 (satu) tim NUDC dan 1 (satu) tim KDMI terbaik ke LLDIKTI Wilayah masing-masing.

Di tingkat nasional, Seleksi diikuti oleh 112 tim NUDC pemenang tingkat. Adapun jumlah keseluruhan peserta NUDC tingkat nasional berjumlah 336 orang yang terdiri atas 224 mahasiswa Debaters dan 112 orang N1 Adjudicators.

 

Berikut cerita Fania setelah mengikuti lomba debat tersebut.

Fania Zahra, Mahasiswa DPBJ Mewakili UPI Dalam Ajang Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Nasional 2019

Saya sebagai first speaker debater, M. Fahri Hussaeni sebagai second speaker debater (Pendidikan Sosiologi FPIPS) dan Annisa Fakhriyya sebagai Adjudicator (FPBS Pendidikan Bahasa Jerman)

Kami tiba di Surabaya pada tanggal 14 Juli 2019 pagi, menggunakan kereta.

Acara dilaksanakan di kampus C Universitas Airlangga, untuk acara NUDC. Saat pertama sampai di kampus C, kami diminta untuk registrasi peserta dan menaruh baggage kami semua.

Hari pertama, kami hanya melalui beberapa seminar debat bahasa Inggris dan check in hotel.

Hari kedua, dimulailah ronde pre- eliminary kesatu hingga ketiga. Jadi dalam sehari terdapat 3 Ronde. Total untuk pre-eliminary adalah 7 Ronde yang nantinya akan menentukan apakah maju ke tahap selanjutnya seperti novice breaking atau open breaking atau tidak.

Di hari pertama mulai masuk ronde-ronde debat, beberapa mosi yang dikeluarkan sulit dan beberapa harus membaca konteks terlebih dahulu agar dapat dipahami.

Tema yang diangkat cukup luas meliputi tema ekonomi, olahraga, gender, hubungan internasional, demokrasi, kesehatan, politik.

Ada juga berupa mosi seperti ;

– This house, as Chinese Communist Party, would back out of the silk road initiative

– This house regrets the rise of Big tech company moving into financial apps

– Mosi kedua tentang dimana tim olahraga laki laki akan memberikan sebagian penghasilan dan pajak (tax dan revenue) mereka kepada tim sports perempuan agar dapat equality.

– This house public funding to universities conditional upon having comprehensive policies preventing and handling sexual assault and harassment.

– This house, as the United States, would attack key Iranian Infrastructures (Inc. But not limited to, oil fields, government etc) in response to Iranian aggression

Sayang nya, setelah berdebat selama 7 Ronde UPI kalah dan tidak dapat breaking ke tahap selanjutnya seperti novice ataupun open.

Pada akhirnya, yang menang untuk NUDC tahun 2019 adalah Universitas Diponegoro sebagai pemenang pertama. Universitas Kristen Petra pemenang kedua, Universitas Gajah Mada pemenang ketiga dan Universitas Indonesia pemenang keempat.

Demikian oleh-oleh cerita dari Fania-san.

DPBJ merasa bangga sekali ada salah seorang mahasiswanya mewakili UPI untuk berjuang di tingkat nasional. Selamat dan terima kasih Fania-san atas kerja kerasnya, tetap semangat meskipun kali ini belum bisa menang, tapi yakin banyak sekali pengalaman berharga yang didapat ya. Otsukaresama deshita. Korekaramo gambatte kudasai!