Lomba Inovasi Pengajaran Bahasa Jepang 2017

Pada tanggal 23 Maret 2017, bertempat di Gedung FPBS Universitas Pendidikan Indonesia, Departemen Pendidikan Bahasa Jepang (DPBJ) UPI bekerja sama dengan The Japan Foundation (JF), Jakarta menyelenggarakan babak final dari kegiatan “Lomba Inovasi Pengajaran Bahasa Jepang 2017”, yang diperuntukkan untuk guru-guru bahasa Jepang di tingkat SMA se-Jawa Barat.

Kegiatan ini dibuka oleh Ibu Dewi Kusrini, M.Pd, M.Ed selaku ketua pelaksana, serta ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang (DPBJ) Ibu Dr. Herniwati, M.Hum. Acara ini juga dihadiri oleh para dosen DPBJ FPBS UPI, serta mahasiswa/i dari lingkungan DPBJ FPBS UPI dan program studi Pendidikan bahasa Jepang Sekolah Pasca Sarjana (SPs) UPI, yang bertindak sebagai audiens dan observer pada kegiatan microteaching.

Pada babak final ini, 5 orang finalis yang telah dinyatakan lolos seleksi dokumen, diharuskan untuk mengaplikasikan ide pengajarannya dalam bentuk microteaching (30 menit), serta presentasi artikel (20 menit) di hadapan para juri dan audiens yang hadir. Tim juri yang hadir pada kegiatan ini merupakan para pakar di bidang pengajaran bahasa Jepang dan teknologi pendidikan, diantaranya Drs. Sudjianto, M. Hum (UPI) sebagai ketua tim juri, Dr. Asep Jolly, M. Pd (MGMP Jawa Barat), Drs. Zainal Arifin, M. Pd dan Ms. Yuka Tahara (The Japan Foundation).

Berikut ini nama-nama finalis yang tampil pada babak final “Lomba Inovasi Pengajaran Bahasa Jepang 2017”.

[table id=8 /]

Setelah melalui berbagai tahapan lomba yang sangat panjang dan melelahkan, akhirnya pengumuman pemenang “Lomba Inovasi Pengajaran Bahasa Jepang 2017” dilakukan segera setelah sesi presentasi artikel selesai dilakukan. Berikut nama-nama pemenang lomba inovasi pengajaran bahasa Jepang 2017.

[table id=9 /]

Dari kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini , dibalik segala kekurangan dari segi pelaksanaannya, ada banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh para peserta yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ini. “Lomba artikel tentang inovasi pengajaran bahasa Jepang bukan hanya sekedar menulis artikel tentang pemikiran kita terhadap pengajaran bahasa Jepang, tetapi kita juga harus dapat mengaplikasikan ide tersebut ke dalam microteaching, serta mempresentasikan ide atau gagasan kita sendiri di hadapan tim juri dan audiens”, ujar Murni Setianingrum (SMA Korpri, Bekasi/Juara 2) yang baru pertama kali mengikuti lomba semacam ini. Dari pengalaman-pengalaman yang didapatkan selama mengikuti kegiatan ini, peserta yang juga lulusan dari Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI ini, juga merasa menjadi lebih termotivasi untuk melakukan penelitian di bidang pengajaran bahasa Jepang, terutama penelitian lanjutan mengenai tiga buah gaya belajar siswa yang telah disampaikan pada kegiatan ini.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ramaniar Maryunita (SMAN 21 Bandung/Juara 3), “Mengikuti kegiatan ini merupakan pengalaman yang luar biasa, karena selain mendapatkan banyak masukan yang sangat bermanfaat dari para pakar di bidang pendidikan bahasa Jepang, pengetahuan saya juga semakin bertambah karena metode-metode baru yang dipresentasikan oleh para finalis yang lain, dapat menjadi sumber inspirasi bagi saya pribadi dalam proses pengajaran bahasa Jepang di tingkat SMA”. Selain itu, Santie Destiari (SMAN 10 Bandung, Juara 1) juga mengatakan bahwa “ajang lomba seperti ini dapat menjadi ajang refreshing bagi sebagian guru dari rutinitas yang dilakukan, walaupun harus sambil memeras otak untuk menghasilkan ide dan artikel yang baik”, ujarnya.

Tidak lupa para finalis juga memberikan apresiasi tinggi kepada pihak panitia, dan menyelipkan sebuah harapan agar kegiatan lomba semacam ini dapat dijadikan sebagai ajang tahunan bagi para guru-guru bahasa Jepang se-Indonesia. Karena selain untuk memenuhi tuntutan kerja guru, kegiatan semacam ini juga dapat dijadikan sebagai ajang untuk memotivasi para guru agar mau meningkatkan kualitas pengajaran yang diberikan kepada siswa, serta semakin kreatif dan inovatif dalam proses mengajar bahasa Jepang. Sehingga dapat menarik minat siswa untuk belajar bahasa Jepang dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia.