Vania Ardyna Sudarmadi, Pengalaman Mengikuti Speech Contest Pertama Kali

Apabila sebelumnya telah diperkenalkan Nadiya, mahasiswa peserta lomba pidato pada Bunkasai ke 45 di PSBJ (Pusat Studi Bahasa Jepang) di Kampus UNPAD Jatinangor yang menjadi juara 2 di grup A, kali ini akan diperkenalkan Vania, mahasiswa yang pertama kali mengikuti lomba pidato pada Bunkasai tingkat mahasiswa. Meskipun belum juara untuk kali ini, Memang tidak gampang untuk dapat tampil dalam lomba pidato berbahasa Jepang. Butuh proses yang panjang sekali. Dan DPBJ merasa bangga dengan usahanya untuk menampilkan yang terbaik tanpa pantang menyerah.

Yuk kita simak cerita Vania berikut. 

Pengalaman Pertama Kali Mengikuti Lomba Speech A Bunkasai 2019

Ditulis oleh: Vania Ardyna Sudarmadi (Instagram: @vnrdn07)

Pekan Bahasa dan Kebudayaan Jepang Bunkasai merupakan acara tahunan yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa-mahasiswi bahasa Jepang di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Pada tulisan kali ini, saya Vania Ardyna Sudarmadi, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang semester 4, akan berbagi mengenai pengalaman saya mengikuti lomba Speech A bahasa Jepang di Bunkasai 2019.

Pada Bunkasai 2019 ini merupakan pengalaman pertama saya mengikuti lomba speech bahasa Jepang tingkat universitas. Pada Bunkasai tahun sebelumnya saya belum bisa mengumpulkan kepercayaan diri yang cukup untuk mengikuti lomba level tinggi semacam ini dan akhirnya baru pada Bunkasai 2019 saya memberanikan diri untuk mengikuti Speech A.

Saat SMA, sebagai seseorang yang senang bahasa Jepang dan senang berkompetisi, saya sering mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan bahasa dan budaya Jepang dimanapun. Dan karena saya senang mencoba hal-hal baru, cabang lomba yang saya ikuti juga bermacam-macam, mulai dari lomba desain karakter, kontes kana, cerdas cermat bahasa dan budaya Jepang, sampai kontes speech. Saat SMA, saya, dibantu oleh guru bahasa Jepang dari UPI, berhasil meraih juara 3 dalam kontes speech Fesbukan 5 di UNPAD pada 2016. Oleh karena itu, selain dengan motivasi ingin mencoba mengikuti kontes speech tingkat mahasiswa, momen tersebutlah yang menjadi motivasi saya mengikuti lomba Speech A di Bunkasai 2019.

Dalam proses pembuatan naskah, lomba speech tingkat mahasiswa dan tingkat SMA memiliki perbedaan yang sangat jauh. Saat SMA, walaupun dalam lombanya dibatasi oleh tema tertentu, saya bebas menuangkan pemikiran saya, tentunya dengan bantuan guru bahasa Jepang saya yang mengoreksi bahasa Jepang dalam naskah dan menuntun saya untuk mempelajari komposisi penulisan naskah speech.

Berbeda dengan speech saat SMA, speech tingkat mahasiswa membutuhkan pemikiran lebih dalam saat penulisan naskah. Oleh karena itu, saya melewati banyak fase revisi yang sempat mengikis kepercayaan diri saya sedikit demi sedikit. Lalu, mungkin karena terbiasa diberikan kebebasan dalam menulis naskah, maka saya mengalami banyak culture shock dan sempat merasa kehilangan kesan “Vania” dalam naskah final yang sudah selesai direvisi. Namun, saya bisa mengatasi masalah tersebut dengan dukungan dari orang-orang terdekat. Saya menyadari bahwa tentu saja revisi naskah sangat diperlukan untuk mendapat hasil naskah yang terbaik. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih pada Dewi Sensei dan juga Shiori-san yang telah membantu proses pembuatan naskah saya sampai menghasilkan naskah yang sangat bagus dan juga telah membantu saya dalam proses latihan pidato.

Tibalah hari lomba. Hal yang ada dipikiran saya hanya isi naskah speech yang terus menerus saya ulang sejak bangun tidur sampai tiba giliran saya maju. Saya merasa sangat gugup saat nama saya dipanggil untuk menyampaikan speech tapi saya berusaha keras untuk menghilangkan perasaan tersebut. Saat penyampaian naskah, saya merasa melakukannya dengan baik pada bagian awal sampai setengahnya. Namun, di tengah speech, tiba-tiba fokus saya hilang karena lampu peringatan yang menyala menandakan saya harus bersiap-siap karena waktu yang disediakan sudah hampir habis. Fokus yang hilang tersebut menyebabkan isi naskah speech yang ada di kepala saya bertebaran kemana-mana. Saya sempat diam beberapa detik, cukup lama, untuk membereskan kembali isi naskah yang beserakan di dalam kepala. Akhirnya, saya kembali mengingat isi naskah speech saya dan melanjutkan kembali dengan lancar, terlalu lancar bahkan. Insiden diam di tengah speech tersebut membuat saya beranggapan bahwa saya telah membuang banyak waktu dan waktu yang tersisa sangatlah sedikit. Karena itu saya mempercepat pidato saya agar seluruh isi naskah saya tersampaikan, saya pikir, sia-sia saja saya melalui banyak revisi yang sulit jika panitia lomba memotong speech saya karena masalah waktu dan jika pada akhirnya saya tidak menyampaikan semuanya. Namun, walaupun saya menyampaikan seluruh isi pidato saya sampai akhir, saya langsung menyesalinya saat melihat rekaman saya sewaktu berbicara, karena saya berbicara seperti Eminem saking cepatnya.

Lomba Speech A di Bunkasai ini tentunya saya jadikan pengalaman yang berharga walaupun saya sudah tahu hasilnya sebelum pengumuman pemenang lomba diumumkan. Perasaan kecewa saat tahu hasil lomba pasti ada, tapi lomba kali ini saya jadikan pelajaran sekaligus motivasi untuk berusaha lebih baik lagi dalam lomba-lomba yang akan saya ikuti nantinya di masa depan.

Akhir kata, saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua, adik, dan sahabat-sahabat saya yang senantiasa menyemangati dan mendukung saya. Terima kasih juga saya ucapkan sekali lagi kepada Dewi Sensei, selaku pembimbing speech dan juga Shiori-san yang telah berkontribusi banyak dalam pembuatan dan latihan speech kali ini.

Saya tidak akan berhenti mencoba mengikuti lomba-lomba lainnya dan akan berusaha lebih baik di masa depan.

Demikian tulisan dari Vania. Dapat terbayang ya, banyak sekali pembelajaran yang diperoleh oleh Vania meskipun tidak menang. Untuk itu, kepada siapa saja mahasiswa DPBJ, cobalah setiap kesempatan untuk mengasah kemampuan kita berpikir, mengungkapkan pikiran kita dalam naskah dan menyampaikannya dalam bahasa Jepang kepada lebih banyak orang untuk membuat dunia lebih positif^-^

Berikut kami tampilkan juga naskah pidato yang telah dibuat oleh Vania. Menarik sekali lho, pastikan Anda untuk menyimaknya ya.

ヴァニア・ アルディナ・ スダルマディ

 

皆さん、こんにちは。ヴァニアと申します。どうぞよろしくお願いします。

もしインドネシアのことを外国人に聞かれたら、皆さんはどんなことを伝えますか。

日本に留学中に、学生の交流会に参加した時、自分の国の誇りというテーマで話し合いをしました。インドの留学生は自分の国の伝統的な服について、日本の留学生は日本のごみ分別について、他の留学生もいろいろな自分の国のいいところについて話しました。

私は、たくさんの民族があるインドネシアについて話しました。みんな民族が違うにも拘らず、インドネシア人として認めあって、平和に暮らそうという考え方があることについて、誇りをもって伝えました。

一方、私の友達は、インドネシア人が約束の時間より遅れて来たり、ポイ捨てをあちこちしてしまったりすることを話しました。それを聞いて、私は残念に思いました。国の誇りを話さないといけないのに、なぜ悪いことを伝えたのでしょうか。確かに、彼が伝えたインドネシアの悪いところは事実ですが、まだたくさんいいところをもっているインドネシアについて交流会の課題通りに伝えるべきだと思いました。

彼が、インドネシアの悪いことを伝えた原因は、国にあまり誇りを持っていないからだと思います。もっと残念なことは、彼だけじゃなくて、他のインドネシア人もよく自分の国を悪く言っています。それはなぜでしょうか。

これについて、SNSをよく利用するインドネシア国民の観点から理由を考えてみたいと思います。SNSで注目される投稿はなぜかほとんど悪い投稿です。よく見られる投稿に「いいね」やコメントが多くつき、たくさんシェアをされるというのはよくわかります。ですが、わたしはいい投稿より悪い投稿のほうが注目されやすいのを疑問に思います。どうもインドネシア人は悪い投稿のほうが、面白く感じて、たくさんの人に注目されるようです。これによって、インドネシア人は自分の国の悪い面ばかりを見るせいで、自分の国のイメージに悪い影響を受けてしまいます。そして、だんだん自分の国自慢もなくなるのでしょう。

 

では、私達はどうすればいいでしょうか。SNSにある悪い投稿はどんどん出てくるのが避けられないですが、インドネシアのいいところを新聞やテレビのニュースなどからたくさん読んだり見たりするのはどうでしょうか。

例えば、友達が言ったあちこちポイ捨ての悪いマナーをするインドネシア人もいるのですが、その問題を頑張って解決しようとしているインドネシア人もいっぱいいます。ニュースでで分かったのですが、ある学校ではポイ捨てをした生徒に先生がクラスの掃除のばつを与えるという教育の仕方もあります。また、ある学校では5年前からおやつの店がごみを無くすためにプラスチックやステレオフォームを使用するのが禁止されているルールを応用することが分かりました。

このように悪いマナーを変えようとしているインドネシア人もいっぱいいることがニュースから分かりました。やはり、SNSばかり見ないで、当たり前ですが、私たちは特に、いいニュースをたくさん読まなければならないと思います。

そして、いい情報をシェアしたり、自分からもインドネシアのいいところを紹介したり、何か具体的な行動をするべきだと思います。

このように、悪い情報を読むばかりではなく、もっとインドネシアのいいところもよく知り、自分の国に誇りを持って、世界に向けてインドネシアやその国民のいいところを伝えるべきです。私たちインドネシアの国民が、インドネシア人として国自慢ができたら、他の国の人にもインドネシアのいい点をもっと知ってもらえるようになると思います。

皆さん、自分の国に誇りを持ちましょう。これでスピーチを終わらせたいと思います。ご清聴ありがとうございました。