Meningkatkan Kemampuan Meneliti dan Menulis Guru Bahasa Jepang Sekolah Menengah di Indonesia melalui Lokakarya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang (S2) – Sekolah Pascasarjana UPI bekerja sama dengan MGMP Bahasa Jepang Jawa Barat dan AGBJI (Asosiasi Guru Bahasa Jepang Indonesia), telah melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang mengangkat fokus materi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru-guru bahasa Jepang yang terbagi dalam 2 sesi kegiatan.

Sesi 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021 bertemakan “Teori dan Praktek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pendidikan Bahasa Jepang”. Kegiatan dibuka oleh Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Agus Setiawan, Ph.D, dan dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh narasumber Dr. Dedi Sutedi, M.A., M.Ed. yang merupakan dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Pascasarjana (S2) mengenai teori PTK, dan Santie Destiari, M.Pd. yang merupakan guru dari SMAN 10 Bandung mengenai berbagai aturan dan praktek PTK yang telah beliau lakukan.

 

Kemudian, Sesi 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 September 2021 bertemakan “Penulisan Proposal Praktek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Best Practice”. Kegiatan sesi 2 dibuka oleh Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Prof. Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd., dan dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh narasumber yang juga merupakan Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Pascasarjana (S2), Nuria Haristiani, M.Ed., Ph.D mengenai struktur dan tata cara penulisan proposal dan laporan PTK, dan Yuliani Hermaningsih, M.Pd. yang merupakan guru dari SMAN 1 Lembang tentang best practice PTK.

Kegiatan berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting yang dihadiri oleh sekitar 220 peserta guru (dari 293 peserta yang mendaftar) pada sesi 1, dan sekitar 220 peserta guru  (dari 273 peserta yang mendaftar) yang sebagian besar merupakan guru bahasa Jepang dari berbagai sekolah menengah (SMA/SMK) di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Para guru selain pengampu mata pelajaran bahasa Jepang dan dosen dari berbagai universitas di Indonesia juga turut serta dalam kegiatan ini. Kegiatan berlangsung dengan pemberian materi yang dilanjutkan dengan tanya jawab, dan semua guru sangat antusias mengikuti kegiatan maupun berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya jawab. Selain kegiatan Zoom, juga dilakukan survey praktek PTK yang telah dan akan dilakukan oleh setiap guru sebagai kegiatan lanjutan PkM dan sebuah usaha untuk memahami kondisi PTK para guru terutama guru bahasa Jepang di Indonesia.

Dari evaluasi kegiatan pada sesi 1, sekitar 67% peserta memberikan nilai ‘sangat puas’ dan 31% memberikan nilai ‘puas’, sedangkan pada sesi 2, sekitar 68% peserta memberikan nilai ‘sangat puas’ dan 28% memberikan penilaian ‘puas’. Keseluruhan peserta memberikan tanggapan bahwa lokakarya PTK ini sangat bermanfaat sebagai pengetahuan dan bekal pengembangan diri guru kedepannya. Sebagian besar peserta juga mengharapkan kegiatan yang serupa atau tindaklanjut yang mendalam dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan meneliti para guru bahasa Jepang di Indonesia khususnya dan guru pengampu mata pelajaran lain pada umumnya. (Nuria)