Kagai Jugyou : Kegiatan di Luar Jadwal Perkuliahan untuk Pertukaran Budaya Indonesia dan Jepang

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.0.47″][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.0.47″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.0.47″ parallax=”off” parallax_method=”on”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.0.47″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]

Bandung, semester genap 2018, mata kuliah Chujokyu Kaiwa II dan mata kuliah Chukyu Kaiwa II.

Saya, Dewi Kusrini, sebagai dosen yang mengampu mata kuliah percakapan bahasa Jepang, menyayangkan kebanyakan mahasiswa DPBJ yang meskipun hidup di era teknologi maju tetap saja tidak mempunyai teman orang Jepang untuk mempraktekkan bahasa yang dipelajarinya. Sehingga muncullah ide yang dalam bahasa Jepang disebut “kagai jugyou”, kegiatan perkuliahan di luar kelas.

Ketika di kelas percakapan, kebanyakan mahasiswa tidak berani untuk berbicara bahasa Jepang. Salah satu penyebabnya, bisa jadi karena kehadiran saya sebagai pengajar yang membuat mereka enggan untuk berbicara bahasa Jepang karena dituntut untuk menggunakan bahasa Jepang yang baik dan benar. Sehingga saya berfikir untuk mengadakan kegiatan pembelajaran di luar kelas tanpa kehadiran dosennya, sehingga mahasiswa dapat bebas berbicara bahasa Jepang dengan penutur asli bahasa Jepang. Lalu saya pun menyadari bahwa agar mahasiswa termotivasi untuk belajar berbicara lebih baik lagi, mereka harus memiliki pengalaman bahwa bahasa yang mereka pelajari bermanfaat untuk orang lain, misalnya orang Jepang yang tidak mahir berbahasa Indonesia tetapi dapat bersentuhan langsung dengan budaya Indonesia yang sebenarnya. Muncullah ide dimana mahasiswa saya menjadi aladin yang akan mewujudkan keinginan orang Jepang di Bandung. Sehingga mahasiswa akan merasakan kebermanfaatan bahasa yang dipelajarinya dan orang Jepang pun akan mendapatkan pengetahuan lebih mendalam terkait budaya Indonesia.

Bagaimana pengalaman mahasiswa Chujokyu Kaiwa II (percakapan tingkat menengah atas untuk tingkat 3) dan mahasiswa Chukyu Kaiwa II (percakapan tingkat menengah untuk tingkat 2) dalam melaksanakan kagai jugyou ini? Beberapa artikel ke depan, akan menampilkan tulisan dari para mahasiswa, yang didalamnya tentunya ada banyak pengalaman menarik yang dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Saya sebagai dosen pengampu mata kuliah percakapan bahasa Jepang ini, merasa bangga atas pengalaman yang mereka dapatkan dan mudah-mudahan kedepannya setiap mahasiswa akan dapat menemukan motivasi yang lebih kuat untuk belajar bahasa Jepang yang dapat mempererat hubungan kedua negara, Indonesia dan Jepang.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]