Pengalaman Study Abroad di Shizuoka University (Program U to U)

           Perkenalkan nama saya Arief Rivan, saya angkatan 2013, saya bersama 4 teman saya Dinda Nurfitriyana Yahya, Cantika Nurul Nadya, Fadhila Arienda Humaira kami ber-empat, dengan izin tuhan yang maha kuasa, allhamdulilah dapat mendapatkan kesempatan program pertukaran pelajaran ke Jepang dengan mengikuti program U to U (University to University) di Universitas Shizuoka Jepang. Universitas Shizuoka terletak di kota Shizuoka yang merupakan salah satu kota yang terletak di sebelah selatan Jepang yang diketahui sebagai tempat terbaik untuk melihat Gunung Fuji melalui pantai Miho Matsubara, dan Bukit Nihondairanya. Disana pun terdapat makam dari salah satu 3 pemersatu Jepang kala itu yakni Tokugawa Ieayasu yakni kuil kunozan. Selain itu, ada pula kastil tempat tinggal Tokugawa Ieayasu yakni Sunpu Castle.

            Program U to U (University to University) yang kami ber-4 ikuti ini adalah program yang berjalan selama setahun dan menerima mahasiswa dari berbagai jurusan yang bekerjasama dengan berbagai Universitas di berbagai negara. Program ini menyediakan kelas Bahasa Jepang dan juga mempelajari tentang kebudayaan Jepang. Tujuan dari di adakannya program ini mahasiswa asing tidak hanya dapat belajar Bahasa Jepang saja akan tetapi dapat mempelajari sesuatu tentang Jepang lebih dalam seperti social, antropologi, budaya dll. Selain itu, mahasiswa yang mengikuti program ini dapat belajar bagaimana berinteraksi dengan dunia international agar dapat berperan aktif dalam memahami dunia international dan menambah wawasan dengan cara  berinteraksi  dengan mahasiswa asing lainnya.

           Program yang kami jalani ini agar kami dapat belajar dengan fokus dan maksimal tanpa memikirkan keuangan, kami mendapatkan bantuan dana dari pihak Jasso dan Monbukagakusho, dengan memberikan kuliah gratis selama setahun dan uang jajan setiap bulannya. Dari program ini pun menyediakan perkuliahan Bahasa Jepang dengan berbagai level dari 1 hingga 5 dan kami pun dapat mengikuti perkuliahan bersama orang Jepang nya langsung.

            Pada awal kedatangan kami mengikuti intstruksi dari Universitas Shizuoka melalui email agar turun di bandara Narita, dengan tujuan mempermudah pihak kampus untuk menjemput kami. Karena, saat itu tidak hanya kami saja mahasiwa yang dijemput melainkan mahasiswa dari berbagai negara pun di instruksikan sama untuk mendarat di bandara Narita. Akan tetapi, berbeda dengan salah satu teman kami Fadhila Arienda H, dia terpaksa harus pergi ke Universitas Shizuoka tidak dengan di jemput melainkan dengan Kereta, dikarenakan tiket dipesankan tidak secara pribadi melainkan langsung oleh pihak monbukagakushonya sehingga harus turun di bandara Haneda. Setelah kami di Jemput dan sampai kami pun disambut oleh tutor yang sebelumnya telah disiapkan oleh pihak Kampus untuk menemani kami mengurus segala dokumen penting penunjang hidup dan perkuliahan disana. maka dari itu, seminggu sebelum perkuliahan kami dimulai, kami di temani oleh tutor membuat zairyuuka-do (kartu tanda penduduk), houken (Asuransi), gakuseika-do (Kartu Pelajar), jugyouyotei (Rencana Belajar), dan beberapa test kesehatan.

            Di semester pertama ini, agar kami dapat membiasakan diri atau beradaptasi tidak hanya dengan kehidupan di jepang tetapi dengan kehidupan di kampus seperti perkuliahan. Rencana pembelajarannya telah di buat langsung oleh pihak kampus, yakni rencana pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kita, dan kita hanya dapat memilih rencana pembelajaran yg sudah ditentukan itu saja tidak bebas memilih. Selain itu kami juga diberikan pengarahan atau orientasi sebelum memasuki masa perkuliahan, lalu agar mempermudah pengajar dalam mengajar bagi kami yang ingin belajar Bahasa Jepang diharuskan mengikuti placement test untuk menentukan level kemampuan Bahasa Jepang kami.

 

Semester Musim gugur

            Di awal semester ini tentu saja ada kelas yang kami ikuti seperti,

  • Kelas Bahasa Jepang, 4 dan 5, beberapa di antara kami ada yang dapat berhasil hingga level 5 saat placement test, disamping itu juga system pengambilan kelas dengan placement test mahasiswa yang mendapatkan level 4 dapat mengambil pelajaran satu level di atas maupun di bawahnya, akan tetapi tidak dapat mengambil 2 level diatas maupun di bawahnya.
  • Shodou class, di Universitas Shizuoka juga terdapat kelas Shodou yang direkomendasikan oleh pihak kampus kepada pelajar asing. Kelas ini termasuk dalam bagian fakultas Pendidikan di Universitas Shizuoka, dikarenakan di Jepang sendiri Shodou termasuk pelajaran wajib bagi siswa SD, SMP, dan SMA maka dari itu, perkuliahan ini pun ada.
  • Nihon jijyou, yakni salah satu mata kuliah yang mempermudah kami untuk dapat berbaur dengan lingkungan baru khususnya di Jepang, tempat yang saat itu kami tinggali.
  • Ongaku class, yakni kelas music, salah satu teman kami yang mendapatkan bantuan dana beasiswa monbukagakusho diwajibkan untuk mengikuti kelas music pada awal semester saat itu, mereka di ajarkan alat-alat music tradisional seperti, samisen dan koto.
  • Kokugo, yakni kelas Bahasa Jepang akan tetapi berbeda dengan kelas Bahasa Jepang yang melalui placement test kami disini langsung diberikan kesempatan belajar bersama orang Jepang mengenai Bahasa mereka yang cenderung pada kegiatan diskusi dan presentasi.

Selain itu juga ada mata kuliah pilihan Bahasa inggris yang mengutamakan pada diskusi Tanya jawab dan presentasi bersama mahasiswa ryuugakusei yang lainnya juga bersama orang Jepang mengenai fenomena-fenomena yang terjadi di dunia international.

Sekian beberapa garis besar mata kuliah yang kita ambil saat kelas musim gugur, akan tetapi beberapa kelas yang kami ambil tak beda jauh atau cenderung sama, dan sebagian besar kelas yang kami ambil adalah kelas Bahasa jepang, sedangkan untuk kelas pilihan diluar itu hanya sekitar 2 hingga 3 mata kuliah. Hingga semester ini pun berakhir di bulan januari saat musim dingin.

Semester Musim Semi

   

Pada musim semi mata kulia tak berbeda jauh dengan musim gugur hanya ada beberapa yang berbeda dari kelas di gugur seperti :

  • Kokugo gairon, yakni salah satu mata pelajaran ‘pengantar Bahasa Ibu (Jepang)’ yakni salah matakuliah pengennalan mengenai kebahasa jepangan secara mendasar.
  • Kelas Bahasa Jerman dan Korea, selain dari belajar Bahasa Jepang kami pun belajar kemampuan Bahasa yang lain seperti Bahasa Jerman dan Korea.
  • Sogo Nihongo, pada pelajaran Bahasa Jepang di musim semi ini, kami sedang gencar-gencarnya belajar Bahasa Jepang, salah satunya pelajaran Sogo Nihongo ini sebagai mata kuliah gabungan untuk Bahasa Jepang, 4 kemampuan berbahasa Jepang di rangkum menjadi 1 mata kuliah.

Pengalaman selama mengikuti perkuliahan dalam progam U to U (University to University) sangat membantu kami dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Jepang kami. Tetapi tidak hanya itu, mengenal budaya Jepang lebih dalam melalui mata kuliah yang disajikan, berdebat dan memperkenalkan negara sendiri kepada mahasiswa asing, selain itu juga metode pembelajaran baru yang disajikan pun memberikan pengetahuan kami dalam system cara pengolahan kelas atau mengajar.

Kehidupan perkuliahan

           

            Kehidupan kampus disana begitu menyenangkan karena, dapat bertemu dengan dengan mahasiswa perturakan yang lain dari berbagai negara, selain itu memberi banyak kesempatan bila ingin bercengkrama bersama mahasiswa Jepang. Kondisi kampus pun begitu bersih dan rapih, jauh dari sampah sehingga memberikan kenyamanan juga kekondusifan dalam menjalani perkuliahan.

            Selama disana kami banyak mengikuti kegiatan-kegiatan yang disediakan oleh pihak untuk kami (mahasiswa asing) ataupun dari mahasiswa Jepangnnya langsung. Seperti kegiatan yang disediakan oleh kampus yakni, orientasi diawal semester, kouryuukai (Acara Pertukaran Budaya), Seminar Beasiswa bagi orang Jepang yang melibatkan orang asing untuk memperkenalkan masing-masing kampusnya, tour di luar kelas, dan yang paling menarik yakni pergi bermain ski di nagano bersama mahasiswa asing se-Universitas, maka dari itu kami tidak hanya bergabung dengan mahasiswa asing di Universitas Shizuoka yang Shizuoka saja tetapi, dengan yang di Hamamatsu juga. Selain itu, kegiatan yang di sediakan oleh mahasiswa Jepang dengan mengajak pelajar asing yakni seperti nomikai (Acara minum-minum), welcome party (pesta selamat datang), soubetsukai (pesta perpisahan) sebagian besar kegiatannya adalah menjalin hubungan antara mahasiswa Jepang dan Mahasiswa pertukaran. Lalu acara yang paling menyenangkan yakni salah satu klub (sakuuru) yang bergerak di bidang social kepada anak-anak mengundang kami mahasiswa asing bermain bersama anak-anak Jepang dan itu sangat menyenangkan.

Kehidupan sehari-hari dan teman

            Selama kami hidup di Shizuoka, kami sangat bersyukur karena Shizuoka termasuk kota yang banyak didatangi oleh orang asing, sehingga orang-orang Jepangnya pun begitu ramah terhadap orang asing dan dapat menerima kami. Oleh karena itu, perasaan gegar budaya (culture shock) yang kami rasakan tidak terlalu besar, selain itu kampus kami pun menyediakan program konsultasi bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan beradaptasi dengan kehidupan di Jepang.

            Di Shizuoka juga banyak terdapat lembaga pembelajaran tidak hanya Universitas Shizuoka masih ada 3 Universitas lagi di sana, ditambah lagi adanya sekolah Bahasa Jepang (Nihongo gakkou), juga banyaknya Pemagang (kenshuusei) sehingga tak heran di Shizuoka banyak orang asing. Keadaan seperti itu banyak memberikan kemudahan kepada kami orang asing, karena terbiasa sehingga orang Jepang yang berada di Shizuoka pun mulai memberikan awereness-nya dengan menyediakan beberapa fasilitas untuk orang asing, dan banyak memberikan toleransi kepada kami.

            Selama hidup di Shizuoka  pun, kami tidak terlalu direpotkan dalam hal finansial karena mendapatkan bantuan dana dari Jasso dan Monbukakagakusho, sehingga kami dapat fokus pada perkuliahan kami. Bahkan kami pun dapat menyisihkan uang kami untuk menabung meskipun sebagian besar beasiswa kami habis karena membayar uang sewa dorminotry dan Makan. Akan tetapi untuk perihal makanan kami mahasiswa asing yang ber-agama islam karena lebih selektif dalam memilih makanan sebagian besar dari kami lebih memilih untuk belajar memasak, walaupun sebelumnya tidak pernah memasak, juga dengannya ada hal seperti itu membuat kami lebih dapat berhemat lagi.

            Selanjutnya, selama hidup disana kami banyak melakukan kontak dengan pelajar pertukarang dari berbagai negara ketimbang dengan mahasiswa Jepagnya sendiri. Dikarenakan, ruang tempat tinggal yang diberikan kepada kami berupa Unit yang didalamnya terdapat 5 kamar, 1 dapur, ruang tengah, 2 kamar mandi, dan 2 toilet sehingga, menuntut kami untuk saling bekerja sama dalam menjaga kebersihan di dalam Unit, dan itu sangat menyenangkan karena berhasil mendapatkan pengalaman tinggal bersama orang asing.

            Selain itu, di Shizuoka pun terdapat PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) melalui organisasi ini saya banyak belajar tentang kehidupan mahasiswa Indonesia yang hidup disana dan sering sekali saya mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi ini. Dari mulai pesta selamat datang, acara olahraga se-chubu, pemilihan ketua PPI yang baru baik se-Shizuoka ataupun se-Jepang. Tidak hanya PPI saja organisasi yang aktif dalam menghimpun  orang asing, masih ada lagi perhimpunan yang merangkul para pelajar asing yang ber-agama islam disana yakni SMA (Shizuoka Muslim Association) dari sini saya banyak belajar mengenai bagaimana seorang muslim menjalani kehidupan di negara yang muslimnya minoritas dan sangat membantu. 

           Juga program yang tidak kalah menarik yakni program yang disediakan oleh kampus seperti Homevisit yakni bermain bersama keluarga orang Jepang seharian, dan ternyata hubungan itu tidak berhenti selama sehari saja tetapi berlanjut terus hingga kami pulang kembali ke negara kami, dari situ pula kami banyak belajar bagaimana kehidupan rumah tangga orang Jepang juga tak jarang dari kami di ajak pergi bermain atau di undang ke rumahnya untuk makan bersama berce ngkrama dan mengenal satu sama lainnya. Namun, tidak hanyak program Homevisit ternyata masih ada lagi salah satu program orang tua asuh yang diselenggarakan oleh organisasi Sakura Kazoku yakni organisasi yang bergerak dalam bidang orang tua asuh, dengan sasarannya kami mahasiswa asing.

            Selama kami mengikuti program ini banyak sekali manfaat yang kami dapatkan tidak hanya mengembangkan kemampuan Bahasa Jepang kami saja, kami pun di tuntut untuk dapat bersaing, dan berperan aktif dalam komunikasi international yang terjadi disana sehingga kami bisa dapat lebih bersemangat lagi dalam mengikuti perkuliahan ataupun kegiatan-kegiatan disana. dana apa yang saya rasakan pribadi selama mengikuti program ini dari mulai tahap sebelum kepergian, saat disana, dan setelah pulang pun banyak selalu memberikan tingkat adrenalin sendiri kepada diri saya sehingga tidak hanya pengetahuan saya yang di uji melainkan mental pun kembali di Uji. Kamipun berharap semoga program ini bisa terus berlanjut dan semangkin banyak lagi universitas yang ingin menjalin hubungan kerjasama dengan Kampus UPI sehingga semangkin banyak lagi mahasiswa UPI yang mendapatkan kesempatan belajar disana. tak banyak yang bisa kami ungkapkan dari tulisan ini, untuk teman-teman yang ingin mengetahui lebih dalam atau sharing, kami tidak pernah menutup diri, mari ngobrol bersama sambil ngopi bareng. Terima Kasih.