Cerita di Osaka (Nopi Kartika Sari)

Perkenalkan, nama saya Nopi Kartika Sari, mahasiswi jurusan pendidikan bahasa Jepang angkatan 2013 Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia. Pada tanggal 5 Januari – 18 februari 2017, saya mengikuti program “Southeast Asian Teacher’s Training College Course” di jepang selama 45 hari. Program ini adalah program dari Japan Foundation, yang dilaksanakan di Japan Fondation Kansai.

Melalui program ini, Japan Foundation mengundang dosen bahasa Jepang dan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang / Sastra Jepang yang akan menjadi pengajar Bahasa Jepang setelah lulus dari Perguruan Tinggi untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan tentang Bahasa Jepang, pengajaran Bahasa Jepang, dan budaya jepang. dimana dosen dan mahasiswa bahasa / sastra Jepang bisa belajar bahasa Jepang lebih dalam. Pada tahun ini, peserta yang mengikuti program ini sebanyak 30 peserta yang terdiri dari 14 dosen dan 16 mahasiswa yang merupakan perwakilan dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Selama di jepang, saya tinggal di 国際交流基金関西国際センター(The Japan Foundation Japanese-Language Institute, Kansai).


Foto di depan国際交流基金関西国際センター

Ditempat ini, banyak sekali fasilitas yang disediakan seperti ruang belajar bahasa jepang, perpustakaan, karaoke, gym, dan lain sebagainya. Ditempat ini juga, banyak sekali orang asing dari berbagai negara yang sedang mengikuti program dari Japan Foundation, sehingga saya bisa menjalin pertemanan dengan beberapa teman dari negara lain.

Diawal kegiatan, dilakukan orientasi, placement test, dan interview. Kelas belajar di bagi menjadi 2 sesuai dengan hasil dari placement test.

            Di program ini, ada beberapa kegiatan perkuliahan (授業) seperti 日本理解と異文化理解 (Pemahaman beda budaya dan pemahaman jepang), スピーチ(speech), インタビュー (interview), dan 日本語バラエティ(keanekaragaman bahasa Jepang).

Foto dengan日本理解と異文化理解の先生

1. 日本理解と異文化理解 (Pemahaman beda budaya dan pemahaman jepang)
Diperkuliahan ini, ada beberapa topik yang dipelari seperti topik mengenai 伝統(tradisi), (教育) pendidikan, 家庭/結婚 (rumah/pernikahan), dan sebangainya. Di dalam kelas, kita tidak hanya menerima materi dari sensei saja, tetapi di dalam kelas kita selalu melakukan diskusi mengenai topik yang sedang dipelajari, dan masing-masing mahasiswa belajar percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya di depan orang lain dengan menggunakan bahasa Jepang. Di perkuliahan ini, bukan hanya membahas mengenai Jepang saja, tetapi membandingkan juga dengan Indonesia. Sehingga, kita bisa mengetahui persamaan dan perbedaan antara Jepang dengan Indonesia. Di setiap pertemuan, selalu ada tugas untuk membuat rangkuman hasil diskusi yang terjadi dikelas, dan dikumpulkan untuk diperiksa oleh sensei. Hasil koreksi dari sensei sangat membantu kita untuk kita bisa mengetahui dimana letak kesalahan bahasa jepang kita.

2. スピーチ(speech)
Diperkuliahan ini, kita diajarkan oleh sensei dari jepang mengenai bagaimana speech yang baik. Saat perkuliahan, kita harus memikirkan tema apa yang akan dipresentasikan saat speech di depan orang jepang. Temanya harus mengenai indonesia, agar kita bisa mengenalkan kepada orang jepang mengenai indonesia melalui speech yang akan kita sampaikan. Untuk mempersiapkan speech ini sekitar 10 hari dimulai dari membuat naskah speech dan latihan sampai hafal. Untuk naskah sendiri, kita mendapat perbaikan naskah dari sensei jepang, dan melakukan latihan atau glady untuk tampil speech nanti. saat latihan, kita semua maju di depan untuk speech, dan mendapatkan pertanyaan dari teman yang lain dan sensei. Selain itu, kita juga berlatih mengenai intonasi, aksen, dan lain-lain. Saat latihan, kita pun harus menilai diri sendiri, sudah sejauh mana progress speech kita. Di hari mempresentasikan speech, selain ada mahasiswa yang akan melakukan speech di kelas, di ruangan speech ada sensei dari jepang, sensei dari indonesia, dan kurang lebih 10 orang jepang. Setelah speech, seperti biasa ada pertanyaan baik dari orang jepang, sensei jepang maupun sensei indonesia. Saat semua sudah selesai speech, dilakukan evaluasi yang terdiri dari orang jepang, sensei indonesia, dan mahasiswa. Selama melakukan evaluasi, kita mendapatkan komentar, saran, dan pujian mengenai speech yang sudah kita lakukan. Dan itu membuat kita lebih mengetahui dimana kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Sehingga kita mengetahui bagaimana progress saat latihan atau glady sampai presentasi speech yang sesungguhnya. Itu memudahkan kita apakah kita mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, biasa saja, atau bahkan menurun. Oh iya, setelah speech selesai, masing-masing mahasiswa mendapatkan kertas penilaian speech dari sensei indonesia.

3. インタビュー (interview)
Diperkuliahan ini, dibentuk beberapa kelompok yang sudah di tentukan dan masing-masing kelompok menentukan tema sesuai dengan pilihan yang ada. Sebelum melakukan interview, setiap kelompok membuat pertanyaan yang akan dilakukan kepada 3 kelompok narasumber yang terdiri dari 地域の方、インドネシア語学科の大学生、現場体験の大学生。Diperkuliahan ini, kita belajar mengenai bagaimana langkah-langkah melakukan interview kepada orang jepang, seperti ungkapan yang digunakan saat interview, kita harus melihat siapa orang yang akan kita wawancarai. Jika mereka adalah orang yang lebih tua daripada kita, maka kita menggunakan bahasa yang sopan. Dan jika yang kita wawancari adalah orang yang seusia dengan kita, maka kita menggunakan bahasa yang standar. Jujur saja, ungkapan bahasa jepang yang sopan itu sangat susah. Walaupun sudah diajarkan di perkuliahan saat dikampus, namun sangat jarang sekali digunakan saat belajar bahkan belum pernah diungkapakan langsung kepada orang jepang. Dan saat melakukan interview, kita belajar untuk mengaplikasikan ungkapan bahasa jepang yang sopan kepada orang jepangnya langsung, ini membuat saya dan teman-teman khawatir dan takut. Namun, karena dukungan dan bantuan dari sensei dari jepang, saya dan kelompok saya sangat terbantu dan bisa belajar mengenai ungkapan bahasa jepang yang sopan. Oh iya, tema yang kelompok saya pilih adalah mengenai ”結婚についての日本人の考え方“(Cara berfikir orang jepang mengenai pernikahan). Dari materi perkuliahan yang saya lakukan, menurut saya yang paling susah dan menantang adalah interview. Karena persiapan yang dilakukan sangat panjang, interview dilakukan sebanyak 3 kali, dan kita harus mengolah hasil dari interview, dan nantinya kita akan mempresentasikannya di depan semua orang di ruang Hall. Saat mempresentasikan di depan semua orang, kita akan mendapatkan pertanyaan dari orang jepang yang sudah kita wawancarai maupun dari sensei indonesia. Oh iya, selama interview terkadang kita mengalami masalah atau kendala, seperti saat mewancarai orang yang sudah berusia, terkadang ucapannya tidak begitu jelas untuk dimengerti, atau terkadang cara berbicaranya sangat cepat, atau bahkan ada kosa kata yang tidak dimengerti. Namun, saat itulah kita sadar bahwa saat masalah atau kendala yang kita temui, membuat kita belajar untuk lebih keras lagi dan belajar untuk percaya diri menyampaikan kepada orang jepang baik itu meminta agar tidak berbicara terlalu cepat, bertanya mengenai kosa kata yang tidak kita mengerti, atau bahkan kita memberi tahu mengenai kemampuan bahasa jepang kita agar mereka pun menggunakan bahasa jepang yang tidak terlalu susah. Dari pembelajaran interview ini, banyak sekali hal yang didapatkan, terutama kita menjadi lebih tahu mengenai cara berfikir orang jepang mengenai pernikahan, baik dari orang yang sudah tua, sedang, maupun yang muda. Dan kita bisa membandingkannya dengan orang indonesia. Setelah presentasi interview selesai, masing-masing kelompok mendapatkan kertas penilaian dari sensei indonesia.

 

4. 日本語バラエティ(keanekaragaman bahasa Jepang)
Saat perkuliahan, kami mendapatkan kesempatan belajar bersama dengan 現場体験。Materi yang diterima oleh mahasiswa berbeda beda sesuai dengan materi yang diinginkan saat mengisi form program sebelumnya. Kebetulan saat itu, saya mendapatkan materi mengenai dialek kansai (関西弁) dan 若者言葉 (bahasa anak muda). Selama belajar dialek kansai dan bahasa anak muda, saya dan teman-teman membuat percakapan dan mempresentasikan di depan. Belajar dialek kansai sangat menarik, namun agak susah saat kita mengucapkannya sesuai dengan intonasi orang kansai sehingga terkadang mendapatkan perbaikan intonasi dari sensei yang mengajarkan hehe. Belajar bahasa anak muda jepang sangat menyenangkan, karena selama ini saya kurang tahu mengenai bahasa gaul yang hits yang dipakai oleh anak muda jepang. Ditambah lagi, karena belajarnya langsung dengan orang jepang, membuat lebih mengerti dan mudah dipelajari.

 

      Kegiatan diluar perkuliahan (授業以外の活動) diantaranya seperti homevisit, mencoba budaya jepang (文化体験), kunjungan ke sekolah (学校訪問), dan field walk (フィールドワーク.

1. Homevisit
Sebelum melakukan kunjungan ke rumah orang jepang, sebelumnya kami mendapatkan perkuliahan di kelas mengenai bagaimana bertelefon dengan keluarga yang akan menjadi homevisit kita. Semua mahasiswa mendapatkan kesempatan mencoba bertelfon secara langsung dengan staf dari japan foundation yang berperan sebagai keluarga homevisit. Saat homevisit, dibagi menjadi beberapa kelompok, yang terdiri dari 2-3 orang. Beberapa hari sebelum berkunjung, kita harus menelfon keluarga homevisit untuk memberitahu siapa kita, kapan kita akan berkunjung, dan janjian dimana tempat untuk bertemu. Kunjungan homevisit dilakukan hanya sehari. Sekitar jam 5 sore, saya dan teman saya bertemu dengan keluarga dari homevisit, dan saat itu kami benar-benar terkejut karena ibu homevisit saat itu mengenakan pakaian kimono. Ternyata, ibu memang suka memakai pakaian kimono, dalam seminggu bisa 3kali memakai pakaian kimono. Saat itu juga, kami diajak ke toko yang menjual pakaian kimono dan aksesorisnya. Kami benar-benar terkejut dengan harga dari sebuah kimono dan aksesorisnya yang sangat mahal. Karena kami tidak mungkin untuk membeli kimono, kami pun hanya melihat lihat saja di toko tersebut. Setelah itu, kami pun sampai di rumah keluarga homevisit. Selama berkunjung di rumah orang jepang, kita bisa mengetahui secara langsung bagaimana rumah orang jepang, dan sedikit tahu mengenai keluarga jepang. Sebelumnya, orang jepang bertanya kepada saya mengenai pakaian yang saya pakai, seperti kerudung. Mereka bener-benar asing dengan agama islam, dan mereka penasaran sehingga menanyakan beberapa pertanyaan kepada kami. Selama berkunjung, banyak hal yang kita bicarakan mengenai jepang dan sedikit mengenai indonesia. Kami pun mendapat kesempatan untuk makan malam bersama dengan keluarga jepang. Saat itu saya baru mengetahui jika orang jepang mempunyai kebiasaan bahwa ada alat makan yang digunakan khusus untuk dirinya sendiri, yaitu seperti sumpit dan gelas untuk minum teh. Namun, untuk alat makan yang lainnya, bisa digunakan secara bersama-sama. Oh iya, karena saat itu sedang musim dingin di jepang, kami pun bisa mencoba masuk ke dalam kotatsu yang hangat sambil memakan buah jeruk bersama keluarga jepang. Masuk ke dalam kotatsu sambil makan jeruk, memang salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh orang jepang saat musim dingin. Berkunjung ke rumah orang jepang walaupun hanya beberapa jam saja, itu merupakan pengalaman yang sangat berharga karena kami bisa mengetahui budaya jepang lebih dekat dengan melihat, merasakan dan mendapatkan pengetahuan baru mengenai jepang secara langsung.

2. Mencoba budaya jepang (文化体験)
Ada beberapa pilihan untuk mencoba budaya jepang seperti wadaiko, ikebana (merangkai bunga), dan shodou (menulis kaligrafi jepang). Saya mendapatkan kesempatan mencoba budaya jepang hanya 2, yaitu wadaiko dan shodou. Mencoba wadaiko sangat menyenangkan, karena masing-masing orang merupakan satu tim dan masing masing orang mempunyai irama atau ketukan yang berbeda yang dilakukan secara bergantian dan ada yang dilakukan secara bersama sama. Belajar wadaiko sangat menyenangkan, selain bisa untuk olahraga, saya juga belajar kesabaran dan kekompakan dalam satu tim. Belajar shodou pun sama, banyak hal yang harus diperhatikan saat akan menulisnya. Walaupun saya kurang bisa dalam menulis shodou, tapi saya senang karena bisa mencoba shodou dan diajarkan langsung oleh ahlinya.

 

Ada beberapa pilihan untuk mencoba budaya jepang seperti wadaiko, ikebana (merangkai bunga), dan shodou (menulis kaligrafi jepang). Saya mendapatkan kesempatan mencoba budaya jepang hanya 2, yaitu wadaiko dan shodou. Mencoba wadaiko sangat menyenangkan, karena masing-masing orang merupakan satu tim dan masing masing orang mempunyai irama atau ketukan yang berbeda yang dilakukan secara bergantian dan ada yang dilakukan secara bersama sama. Belajar wadaiko sangat menyenangkan, selain bisa untuk olahraga, saya juga belajar kesabaran dan kekompakan dalam satu tim. Belajar shodou pun sama, banyak hal yang harus diperhatikan saat akan menulisnya. Walaupun saya kurang bisa dalam menulis shodou, tapi saya senang karena bisa mencoba shodou dan diajarkan langsung oleh ahlinya.

3. Berkunjung ke sekolah
Kunjungan yang kami lakukan diantaranya berkunjung ke SD, SMP, dan Osaka University. Saat berkunjung ke SD dan SMP di Jepang, kami menjadi lebih mengetahui bagaimana perbedaan sekolah di jepang dengan di indonesia, terutama dari mata pelajaran yang diajarkan, fasilitas, dan kebiasaan yang dilakukan oleh siswa di jepang. Saat berkunjung ke SD dan SMP, saya melihat secara langsung siswa jepang yang bergotong royong dengan temannya untuk membersihkan kelas dan sekolah secara bersama-sama. Bukan hanya itu, siswa SD Jepang selama di sekolah memang sudah diajarkan untuk memasak, fasilitas seperti alat masak dan alat makanan pun sangat lengkap disediakan di sekolah. Selama ini, saya hanya bisa mendengar dari dosen atau melihat dari internet saja mengenai siswa jepang yang melakukan aktivitas bersih-bersih dan belajar masak, namun dengan adanya program ini, saya bisa mengetahuinya secara langsung dan menemukan sesuatu yang baru yang tidak saya dapatkan diperkuliahan. Ada yang unik saat berkunjung ke SD dan SMP di Jepang. Saat kami akan memasuki SD, dan saat memasuki Hall SMP, kami harus melepaskan sepatu dan harus mengganti dengan sandal yang disediakan disana. Terutama, saat berkunjung ke jepang, saya melihat secara langsung siswa SD jepang sampai berganti sepatu selama di sekolah sampai 3 kali karena menyesuaikan aktivitas yang akan mereka lakukan. Saat berkunjung ke SD dan SMP di jepang, kami mendapatkan kesempatan untuk bisa bermain dengan mereka, dan saling mengenalkan budaya jepang dan budaya indonesia. Saat berkunjung ke SMP, kami menampilkan sebuah myamyian dan tarian Indonesia.

Saat berkunjung ke osaka university, kami mendapatkan penjelasan mengenai osaka university, menampilkan nyanyian dan tarian indonesia, melakukan interview dan makan bersama dengan mahasiswa disana, melihat dan mencoba sedikit mengenai bela diri aikido, dan berkunjung ke perpustakaannya. Perpustakaan di sana sangat bagus sekali, karena fasilitas yang mereke punya pun sangat mendukung sehingga bisa menyimpan dokumen-dokumen yang sangat banyak dari dahulu dan masih ada sampai sekarang.

4. Fieldwalk
Selama dijepang, kami melakukan fieldwalk sebanyak 3 kali, yaitu di osaka, kyouto, dan Nara. Disetiap fieldwalk, selalu ada tugas yang diberikan, dan selama fieldwak kami harus menemukan tugas yang diberikan.

  1. Osaka Fieldwalk
    • Saat osaka fieldwalk, dibentuk beberapa kelompok yang terdiri dari mahasiswa. Sebelum melakukan fieldwalk, kami mendapatkan penjelasan dikelas mengenai tempat mana saja yang harus dikunjungi, dan penjelasan mengenai bagaimana melihat jadwal keberangkatan kereta di jepang. Selama osaka fieldwalk, masing-masing kelompok melakukan fieldwalk tanpa ditemani oleh orang jepang, kami di tuntut untuk bisa melakukan fieldwalk secara mandiri. Dari fieldwal ini, kita belajar secara langsung mengenai jadwal kereta, dimana harus berhenti untuk mengganti kereta, bagaimana caranya agar tidak tersesat dan sampai ke tempat tujuan dan pulang dengan selamat. Osaka fieldwalk hanya dilakukan selama 1 hari. Dan ini tempat-tempat yang dikunjungi kelompok saya saat osaka fieldwalk adalah:
  2. Museum sejarah osaka (oosaka rekishi hakubutsukan)
    • Oosaka kurashi no konjakukan : Ditempat ini kami bisa menyewa pakaian yukata dan hakama dengan batas waktu tertentu dan dikenakan sekitar 500 yen. Oh iya, sebelumnya kami kebingungan untuk menemukan tempat ini, karena ternyata tempay ini berada dalam sebuah gedung. Disini kita bisa merasakan berbagai macam suasana seperti saat pagi dengan mendengar suara ayam berkokok dan langit menjadi cerah, saat malam hari langit menjadi gelap, saat turun hujan terdengar suara petir dan langit menjadi mendung bahkan hujan. Sugoi!
      Berkeliling melihat bangunan saat zaman dahulu dengan menggunakan pakaian tradisional jepang, membuat saya seperti berada di zaman tersebut hehe

Sebenarnya, saat osaka fieldwalk, saya dan kelompok saya sedikit tersesat saat pergi ke namba. Beberapa kali muter-muter untuk mencari ikon glico, namun tidak ketemu juga padahal udah nanya petugas disana. Oh iya, karena ini fieldwalk pertama kali, kami pun sampai lupa untuk mencicipi makanan yang terkenal di osaka, dan selama osaka fieldwalk, kami hanya pergi ke 7 eleven untuk membeli onigiri saja, dan itu pun kami membeli onigiri saat malam hari dan akan mau pulang. Haha

Setelah melakukan osaka fieldwalk, kami pun mempresentasikannya di depan kelas dan mendapatkan pertanyaan baik dari mahasiswa, sensei indonesia dan sensei jepang.

5. Kyoto Fieldwalk
Saat kyoto fieldwalk, kami menginap di penginapan ala jepang selama 2 hari 1 malam. Saat di penginapan ala jepang, saat makan malam kami diberikan makanan jepang yang terus menerus dihidangkan sampai membuat perut kami kenyang. Makanan yang dihidangkan adalah washoku, sehingga dominan makanannya adalah makanan yang mentah. Saat mencicipi makanan ala jepang, ada makanan yang cocok dimulut, dan ada juga makanan yang tidak cocok dimulut. Mencicipi makanan ala jepang merupakan pengalaman baru karena selama di Indonesia, saya sendiri tidak pernah memakan daging ikan yang mentah. Walaupun terkadang rasanya tidak enak, tapi saya tetap berusaha untuk memakannya, selagi berada di jepang hehe
Oh iya, tempat tidur di tempat penginapan benar benar ala jepang, tidur dibawah dengan menggulung kasur, kalau dibayangkan seperti kamar tidurnya nobita di film doraemon.

Selama di kyoto, saya pertama kali bisa melihat dan merasakan dinginnyasalju ketika turun. Ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa karena selama tinggal di osaka, bisa dikatakan kalau salju tidak turun, dan di indonesia pun salju memang benar benar tidak ada. Walaupun suhu di kyoto lebih dingin daripada di osaka, tapi saya tetap senang karena bisa melihat salju dan berkunjung di beberapa tempat di kyoto.

Tempat-tempat yang kami kunjungi selama di kyoto, Kinkakuji, Musium Kanji.

Selama di musuem kanji, kami belajar kanji dengan fasilitas yang menyenangkan. Seperti, menemukan kanji dari nama kita, melakukan permainan dengan membuat kanji dari gerakan tubuh kita, dan lain sebagainya. Selama di musuem kanji, kami juga bisa menemukan kanji-kanji yang unik. Yang ternyata mempunyai cara baca yang berbeda.

Selama kyoto fieldwalk, kami pun mendapatkan tugas secara berkelompok untuk menemukan beberapa kanji, mengamati benda yang hanya ada di kyoto, dan membandingkan kyoto yang kita lihat dengan apa yang ada dibayangkan oleh kita.

Selama kyoto fieldwalk, kami pun mendapatkan tugas secara berkelompok untuk menemukan beberapa kanji, mengamati benda yang hanya ada di kyoto, dan membandingkan kyoto yang kita lihat dengan apa yang ada dibayangkan oleh kita.

6. Nara fieldwalk
Saat melakukan fielwalk di nara, hanya dilakukan selama 1 hari, sama seperti saat osaka fieldwalk. Namun, yang berbeda adalah mahasiswa satu kelompok dengan sensei indonesia. Saat di nara, turun arare. Arare berbeda dengan salju. Arare berbentuk bulat dan turun dengan jumlah yang banyak sehingga menimbulkan bunyi.
Tempat-tempat yang dikunjungi saat di nara, seperti:

Berkunjung ke toko yang menjual benda atau makanan khas nara

奈良漬 (buah atau sayuran yang difermentasi dengan alkohol) Nara zuke ini memiliki harga yang cukup mahal, karena memang proses pembuatannya memerlukan waktu yang sangat lama. Untuk proses fermentasi saja membutuhkan waktu bisa hampir 1 tahunan. Saat mencicipi makanan ini, makanan ini rasanya hmmm… seperti makan tape yang di fermentasi namun lebih agak pahit dan asam.

 

布巾 (Kain lap), Kain lap atau fukin ini banyak dijual di nara, fungsinya bukan hanya sebagai kain lap di dapur saja, tapi juga bisa untuk membungkus bekal, dan lain lain. Kain lap ini mempunyai banyak variasi warna dan motiv, sehingga sangat lucu.

 

Sushi yang dibungkus dengan daun 柿の葉寿司 , Sushi ini berbeda dengan sushi yang mentah pada umumnya. Karena sushi ini dibungkus dengan daun, dan sudah di kukus sehingga sushinya matang.

Rasa sushi ini jauh lebih enak dibandingkan sushi yang mentah karena sangat cocok dimulut. Namun, sayangnya saat memakannya, tidak ada bumbu seperti kecap (shoyu), jadi makannya hanya seperti ini saja. Oh iya, daunnya gak bisa buat dimakan ya hehe.

Berkunjung ke otera dan jinja
 

Saat berjalan ingin mengunjungi taman nara, dan toodaiji, banyak sekali rusa yang berada dijalan. Rusa-rusa tersebut memang menjadi icon kota nara. Rusa rusa tersebut dibiarkan liar, dan para pengunjung biasanya memberikan makanan kepada rusa-rusa. Makanan yang paling dsukai oleh rusa adalah opak atau sembe. Saat nara fieldwalk, ternyata bertepatan dengan peryaan ulang tahun taman nara dan perayaan valentine days. Sehingga kami pun bisa melihat bagaimana orang jepang merayakan valentine days.

Melihat kembang api saat perayaan ulang tahun taman nara

Melihat ilumination

Foto bersama setelah kansoukai