Ahmad Sensei Berbagi Pengalaman Menulis Naskah Pidato Berbahasa Jepang

Minasan, konnichiwa!

Admin menerima kembali tulisan yang begitu menggugah dan menyemangati untuk belajar bahasa Jepang lebih giat dari Ahmad Dahidi Sensei, salah seorang staf dosen DPBJ UPI. Disini, Ahmad Sensei berbagi pengalaman saat beliau kuliah di Hiroshima University lalu tampil dalam lomba pidato berbahasa Jepang. Menarik sekali mengenai paparan beliau terkait pengalamannya mandi di pemandian umum di Jepang. Bagi yang ingin mengikuti lomba pidato atau bahkan memenangkannya, simak tulisan beliau di bawah ini yuk!

KEKUATAN MATRA “YES I TRY!” DALAM SAKUBUN

By Ahmad Dahidi

PENGANTAR

Bagi saya, setiap muncul ada keinginan terhadap sesuatu hal yang baru, apalagi baik dan menarik, maka salah satu upayanya adalah dibacakan sebuah mantra “Yes, I Try”. Lalu mantra tersebut ditanamkan dalam jiwa dan dijadikan wirid setiap saat agar api semangat untuk meraih sesuatu itu tidak mudah padam. Genderang perang yang diciptakan dalam diri sendiri itu sangatlah penting sebab dengan demikian energi dari magma bathiniah diri kita akan selalu meletup menggerakkan tangan dan kaki, juga perasaan dalam jiwa agar kita melangkah ke depan. Letupan letupan halus, bahkan bisa jadi semangat menggelegar lepas landas bagaikan peribahasa Sunda “siga kuda leupas ti kedogan” ( Ind: merasa bebas). Semangat melesat menjelajahi angkasa harapan, menukik bermanuver menggali jiwa jiwa yang tertidur supaya bangun. Kalau suasana hati sudah demikian, maka muncul semangat membaca buku, mencari sumber rujukan, tangan bergerak mencari alat tulis atau komputer dinyalakan untuk menulis sesuatu.

Tulisan ini tergerak berkat adanya sejumlah pertanyaan dari mahasiswa saya yang sedang mengontrak mata kuliah Sakubun. Perlu saya jelaskan beberapa minggu yang lalu, saya telah menerima sejumlah pertanyaan dari mahasiswa kelas 3A & 3B yang berkaitan dengan sakubun. Secara garis besar, ada dua jenis pertanyaan yang mereka lontarkan, yaitu mahasiwa yang menyatakan kesulitan pada tataran kebahasaan (seperti kesulitan pemakaian kosakata, gramatika) dan mahasiswa yang kesulitan non kebahasaan seperti kesulitan menemukan ide, stuktur karangan, pengembangan gagasan, menulis sakubun yang menarik, dll.

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan non kebahasaan dari kelas 3A & 3B yang saya maksud.

  1. 3B: ingin bertanya sakubun yang bagus itu seperti apa dan bagaimana urutan (seperti awalan, isi, dan lain-lain) atau cara membuat sakubun?
  2. 3B: Sensei saya mau bertanya, bagaimana cara membuat alur dan susunan kalimat yang rapi, simple tetapi menarik untuk dibaca?
  3. 3B: Saya sering kesulitan dalam pemilihan bunpou yang tepat dan juga saya selalu bingung untuk menulis apa saja hal yang harus ditulis yang berkaitan dengan tema. Bagaimana caranya agar dapat mengatasi hal itu sensei?
  4. 3B: izin bertanya, bagaimana caranya mengakhiri karangan dengan bagus pak?
  5. 3B: kesulitan saya adalah ketika membuat kalimatnya sensei. Saya masih suka bingung urutan kalimatnya,karena saya sampai sekarang masih mentranslate kan langsung dari bahasa indonesia ke bahasa jepang,padahal hal itu tidak bisa dilakukan. Mungkin karena saya belum terlalu paham dengan pola kalimatnya jadi saya kesulitan ketika ingin membuat suatu karangan. Saya ingin bisa sakubun yang saya buat jadi enak untuk dibacanya. Terkadang saya merasa selalu kurang jika dibandingkan teman teman saya yang lain,karena mereka banyak yang sudah bisa membuat sebuah kalimat dalam bahasa Jepang dengan baik. Tetapi saya bingung harus mulai belajar darimana sensei. Apakah ada sebuah cara atau cara latihan yang tepat untuk melatih membuat kalimat dalam bahasa Jepang sensei?
  6. 3A: Sensei, Bagaimana caranya agar Saya tidak bingung ketika akan membuat sakubun? karena sering Saya mempunyai gambaran mengenai apa yang ingin dituliskan, tetapi bingung dengan kalimat yang akan digunakan untuk menyampaikan pemikiran Saya.
  7. 3A: sensei, saya ingin bertanya, dalam sakubun itu banyak temanya kadang-kadang saya kesulitan membuat karangan sampai ada beberapa kalimat yang tidak nyambung sesuai tema , jadi bagaimana cara mambuat karangan sesuai temanya dengan baik?soalnya terkadang susah untuk membayangkan apa yang harus ditulis.
  8. 3A: Sensei izin bertanya, dalam membuat sakubun apa yang harus dilakukan agar tidak kehabisa ide saat menulis, lalu sebenarnya apakah kata yang dipilih dalam membuat sakubun lebih baik yang sederhana atau lebih baik yang sedikit lebih berbobot?
  9. 3A: Untuk pertemuan ini saya ingin bertanya mengenai bentuk kerangka dalam sebuah karangan bahasa jepang. Apakah kurang lebih kerangkanya sama seperti kerangka karangan dalam bahasa indonesia? atau mungkin ada beberapa hal khusus dalam karangan bahasa jepang?
  10. 3A: kesulitan saya saat menulis sakubun yaitu mencari ide atau topik utamanya dalam menulis karangannya sensei.

Untuk menjawab kesepuluh pertanyaan tersebut, ada baiknya kita cermati model karangan di bawah ini. Perlu dijelaskan bahwa model karangan yang dilampirkan di bawah ini merupakan karangan saya untuk kepentingan lomba pidato bahasa Jepang bagi orang asing di Hiroshima tahun 1983.

ALUR/KERANGKA KARANGAN

 

銭湯で習う日本語

By Ahmad Dahidi

 

Diawali dengan sebuah pertanyaan kepada hadirin, tujuannya untuk mengundang kepenasaran mereka dan menjalin komunikasi awal dengan audience.

みんなさんは日本の生活をはじめたばかりの外国人が一人で銭湯に出かけたらどんなことが起こると思いますか。

Lalu, saya ceritakan hasil pengamatan saya di hari petama pergi ke sento: dari tampilan depan sento, pintunya, dan suasana di dalam sento

下宿に引っ越した最初の日でした。私はとうとう一人で銭湯に出かけることになりました。「男」と書いてあるドアをあけて勇気を出して中へ入りました。でも、何から始めればいいのか分かりません。私は隅に立って、しばらく他の人の様子を観察していました。

Hasil pengamatan saya di dalam sento dan tingkah laku saya akibat bertatapan dengan penjaga sento/ Penjaga sento seorang perempuan kita kira berumur 60 tahun dan cucunya kira  kira berumur 20 tahun.

不思議なことに私がジーッと見ているのにみんな平気で裸になって風呂場へ入っていきます。「よし、恥ずかしいと言っても、男同士だ」、そう思って、私も洋服を脱ぐことにしました。はじめて人の前で裸になる時の気持ち、分かりますか。ふと、番台のおばさんと目が会いました。すると、おばさんはにっこりと笑ったのです。私は思わず、顔がカット熱くなって、クルリと壁のほうを向いてしまいました。緊張して指は動かないし、ボタンを外すのにとても時間がかかりました。

Kebingungan saya ketika harus memulai mandi di sento, hasil pengamatan saya ketika melihat orang orang Jepang di dalam sento, dan  perasaan saya ketika sudah “nyemplung” ke air panas.

風呂場には入りましたが、どこに座ったらいいかわかりません。初めての不思議な世界の中で私の頭はすっかり混乱して、ごちゃごちゃになってしまいました。やっと、隅のほうに座って、周りを見ると、ひげをそる人、体を洗う人、頭を洗う人、湯船の中にいる人、みんながチラッチラッと私を見ているような気がして、体がコチンコチンでした。ちょうど、その時、そばにいたおじいさんが湯船に入りました。私もつづいてザブンとお湯の中に飛び込みました。その瞬間、体中の皮膚がひりひりして、羽をむしられた鶏のようになりました。

Terjadi kesalahpahaman karena ada tingkah laku saya yang tidak sesuai dengan norma mandi di sento dan disinilah mulai mendengar dialek Hiroshima.

とうとう、30秒も我慢ができないで、私は湯船から飛び出してしまいましたが、しばらくは目の前に黄色の星やうずまき模様ばかりがぐるぐる回っていました。少し、休んでから、体を洗うことにしました。タオルにせっけんをつけてこすると、面白いように泡がたちます。私は体全体に満遍なく泡をつけました。さあ、このぐらいでいいだろう。もう一度挑戦です。今度は落ち着いてゆっくり入るつもりで湯船に足をかけた時です。「体をあろうて、はいらにゃあ!」、泡だらけの私の体を誰かがぐいっと引っ張りました。「にゃあ」という声だけが聞こえて、全然意味は分かりませんでしたが、その雰囲気から、せっけんをつけたまま、お湯に入ってはいけないことに気がつきました。しかし、とにかく、私は生きて下宿へ帰ることができました。

Deskripsi kesalahpahaman dialek Hiroshima yang saya dengar dengan pengetahuan bahasa Jepang yang saya pahami. Terjadi kesalahpahaman dan kayanya menarik & lucu sekali sehingga hadirin tertawa semuanya. Info seperti ini penting karena hadirin datang untuk menyaksikan kegiatan ini, tentunya dalamrangka menghibur diri, dan ingin mengetahui keseharian sepak terjang orang orang asing menjalani kehidupan selama di Jepang.

ところで、銭湯で話されている言葉は不思議な言葉でした。銭湯で、初めて他の人と話した時のことです。私は頭を洗おうとしていたら、「あんたあ、なんぼうね」と聞かれました。「ええ!なんぼう?」、その時、私はちょうどシャンプーを持っていたので、「ああ、200円です。」と答えました。その人は大声で笑い出しました。

はじめのころは「~のう」とか「~にゃあ」とか「じゃけん」と言った音ばかり聞こえました。その頃、私の知っていた日本語では「のう」は「のうみそ」、「にゃあ」は猫の鳴き声でした。「じゃけん」は「じゃんけん」のように聞こえました。しかし、大人の日本人が毎日銭湯で、「脳みそ」や「猫」や「じゃんけん」の話ばかりするはずがありません。また、ある時は、突然、「馬が合うのう」という声が聞こえたので、二頭の馬が出会う話かと思いました。

Hasil pengamatan/observasi. Diketahui cara orang Jepang berkomunikasi dan saya praktekkan kepada orang Jepang tempat saya kos, ternyata peniruan dialek Hiroshima yang saya temukan itu dinilai tidak baik/tidak sopan oleh bapak kos.

今ではある程度、それらが広島弁であることも、「馬が合う」は気が合うという意味であることもみんな分かるようになりました。

銭湯の言葉にも少し慣れてきたころ、私は一つの発見をしました。それはお風呂で、話す時、大体人々がほとんど私の顔を見ないこと、そして、「はい」という言葉を使わないということでした。その代わりに、「ううん、ううん」というのです。この大発見でもっと日本人らしく話せるぞ、と思ったら嬉しくなりました。ルンルン気分で、大家さんのところに行って、さっそくためしてみました。しかし、はじめはニコニコしていた大家さんの顔がだんだん真面目になりました。奥さんが後ろの方でクスックスッと笑っています。大家さんはとうとう我慢ができなくなって、「アハマッドさん、ちゃんと『はい』と言ってください」。

Hasil pengamatan dan simpulan serta tekad saya terhadap bahasa Jepang.

今ではお風呂に行くと、うちに帰った時のように安心した気持ちになります。仕事や生活、また、国籍が違っても、そこではみんな同じ一人の人間です。温かいお湯の中で、一日の疲れを忘れ、普段の言葉で語り会うことができます。その言葉にはいつもは洋服の中に隠されている日本の人々の裸の心ももっとよく感じることができます。

はじめて、裸になった時の不安で、いたいような気持ち、あの恥ずかしい気持ち、あの頃は私自身も私の心にやっぱり目に見えない洋服を何枚も着せていたのかもしれません。銭湯は私に心の洋服を脱ぐことを教えてくれました。この何年間、私は日本の人々との出会いから始まり、生活感の違いに戸惑いながらも、次第に民衆の生活そのものを深く知ってゆく中で、結局は泣いたり、怒ったり、笑ったりしているこの人々が懸命に生きていることがわかるようになりました。今では、初めての人に私は気軽に声がかけられるようになりました。銭湯で、背中を流し合いながら、誰とでも飾り気のない心で話し会うことができるようになりました。これからももっと日本語を勉強していきたいと思います。


 Kalau dicermati ada beberapa bagian yang menjadi pertimbangan saya ketika menulis karangan di atas.

  1. Keterlibatan fakta yang dirasakan panca indra baik melalui mata, telinga, rasa, dan pengalaman riil merupakan fakta yang cukup menarik untuk diungkap dalam sebuah karangan.
  2. Karena karangan ini untuk kepentingan lomba pidato, artinya teknik komunikasi dengan khalayak perlu diperhatikan betul. Jangan ada kesan menggurui audience, namun perlu dipertimbangkan seolah olah terjadi komunikasi tiktok antara kita dengan audience. Suasana tiktok yang saya ciptakan, misalnya diawali dengan sebuah pertanyaan kepada para audience. Pertanyaan tersebut penting guna menimbulkan rasa kepenasaran atau keingintahuan audience terhadap episode kita selanjutnya.
  3. Yang lebih penting lagi harus ada temuan walaupun sederhana. Misalnya saya menemukan dua hal ketika di sento berkomunikasi dengan orang orang Jepang, yaitu (1) hampir semuanya mereka bicara dengan saya tidak memandang mata; (2) jarang ditemukan jawaban “Hai:, tapi kebanyakan “Un”. Kaitannya dengan temuan pertama, saya baru mengetahui kemudian masalah icontalk orang Jepang itu, memang berbeda dengan orang kita (baca: orang Indonesia), dan jawaban “un” itu ternyata jawaban yang tidak sopan kalau digunakan kepada lawan bicara yang perlu kita hormati atau kepada para orangtua. Tampaknya jawaban “Un” itu sepadan dengan jawaban “Heueuh” dalam bahasa Sunda.
  4. Sebagai simpulan dalam karangan itu diperlukan opini atau pendapat kita terhadap topik yang kita bahas.

PENUTUP

Demikian informasi pengalaman riil yang saya alami dan saya rasakan ketika menulis karangan di atas. Jangan lupa kobarkan semangat dengan wirid “Ye, I Try!” agar energi dalam diri kita tidak mudah padam, insya Allah ujung ujungnya akan melahirkan sebuah karangan yang baik, sukses dan bisa meraih kemenangan sesuai dengan harapan dan tujuan awal karangan itu ditulis. Sebagai bukti bahwa karangan di atas bisa mengantarkan saya meraih kesuksesan (maaf: bukan sombong ya. Heee.heeee.) itu bisa di lihat di https://www.youtube.com/watch?v=KNmGeoKfx2M. Selamat menikmati dan semoga bermanfaat.

Lembah Perenungan, 22 Oktober 2020

Tambahan:

Supaya bisa lebih merasakan bagaimana “hiruk pikuknya” perasaan saya ketika mandi di Sento, bisa dilihat juga link berikut.

https://www.youtube.com/watch?v=w2MZ5tDy5t0

https://www.youtube.com/watch?v=iUbkGZKL6MA

https://www.youtube.com/watch?v=BIpo7TdqdO4

https://livejapan.com/id/article-a0000327/#:~:text=Perbedaan%20Onsen%20dan%20Sento,panasnya%20bersumber%20dari%20dalam%20tanah.