Afiana, Pemenang Lomba Pidato Bahasa Jepang 2019 di Hiroshima

Cerita mahasiswa. Afiana adalah mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang yang rajin, dan pergi belajar ke Hiroshima tahun lalu (2019) untuk mendalami bahasa dan budaya Jepang. Di sela kesibukannya belajar, dia mencoba tampil berpidato dalam bahasa Jepang dan memenangkan juara 2. Bagaimana cerita lengkapnya? Yuk kita simak pada tulisan Afiana-san berikut ini.

Ketika mengikuti Program pertukaran pelajar ke Jepang, memang sudah ada niatan untuk mengikuti lomba Speech contest.  Keinginan itu terkabul ketika Kiwanis Club mengadakan Speech Contest untuk Mahasiswa Asing untuk wilayah Prefektur Hiroshima.

Kiwanis Club setiap tahunnya selalu mengadakan Lomba Speech ini untuk para mahasiswa asing. Walaupun tema speech tidak ditetapkan, Kontestan yang mengikuti lomba ini biasanya membahas suatu tema yang berkaitan dengan Jepang. Entah dari sisi kebahasaan, budaya, maupun hubungan bilateral antar negara jepang dengan negara asal kontestan.Dan tentu saja, bagi pemenang lomba, akan diberika hadiah yang sangat menarik. 

Semua info itu disampaikan pada jam perkuliah Nihongo Academics, Nakaishi sensei, selaku pengajar bahasa jepang kami, juga akan menjadi pembimbing bagi siapa pun yang ingin mengikuti lomba tersebut.

Info itu saya dapatkan sekitar pertengahan bulan Juni. Tapi saya baru mulai menulis Naskah sekitar tanggal 26 Juni. Sedangkan pendaftaran ditutup pada tanggal 30 Juni, Ahahahaha. Kenapa giri-giri sekali? Mungkin ada yang bertanya seperti itu.

Tahap yang paling sulit bagi saya adalah tahap pembuatan Naskah. Kurang lebih saya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mengetik naska. Kesulitan pertama dalam pembuatan naskah adalah menetapkan tema dan tujuan speech. Walaupun temanya menarik, jika tidak ada manfaat maupun tujuan penyampaiannya, buat apa?

Pada akhirnya ada 2 tema yang saya bicarakan dengan Nakaishi sensei. Beliau pun banyak memberikan masukan, dan pada akhirnya 2 tema tersebut digabung menjadi satu karena masih memiliki kesamaan tujuan yang ingin saya sampaikan.

Lomba ini melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah seleksi Naskah, otomatis dari seluruh peserta yang mendaftar, hanya beberapa yang bisa berbicara di hari-H. Pengumuman peserta yang lolos tahap pertama baru akan diumumkan pada tanggal 12 Juli melalui surat pos.

Tapi, pada tanggal 12 Juli, surat dari Kiwanis Club datang. Saya serta teman baik saya, Adhisti, berhasil lolos tahap seleksi naskah. Jadi ya… mau tidak mau, Naskah presentasi dan Speech saya harus hafalkan di minggu yang bersamaan. Jadi 3 hari untuk presentasi (belum buat naskah presentasi bahasa jepang juga ahahahha) dan 2 hari untuk menghafal naskah speech.

Intinya, proses pembuatan dan penghafalan naskah speech kali ini, adalah Chaos.

Pada Hari-H, setelah berkunjung ke tempat baito untuk makan siang, Saya dan Adhisti pergi ke Crystal Plaza yang berada di Heiwa Doori. Disana kami bertemu dengan Kawan kami dari Taiwan, Kayo-san, dan Nakaishi Sensei.

Setelah kami sampai di ruang lomba, para peserta dipersilahkan untuk duduk di depan, sedangkan penonton duduk dibelakang.

Dari Surat yang peserta terima, jumlah peserta sejumlah 12 orang yang terdiri dari Nepal (1), Vietnam (2), Taiwan (2), Tiongkok (5), dan Indonesia (2).  Saya mendapatkan giliran ke-10, sedangkan Adhisti ke-12.

Pertama-tama kami semua terlihat sangat tegang. Dilihat dari judul speech peserta yang lain, sepertinya speech mereka terlihat menarik. Bahkan ada beberapa peserta yang sengaja mengenakan Yukata dan baju khas Negara mereka.

Tapi Alhamdulillah, ketegangan itu mulai mereka ketika melihat beberapa wajah yang familiar diantara penonton. Saya sangat berterima kasih kepada Gakuchou yang datang, serta Nakaishi Sensei, Azhar senpai dan Rasis yang sengaja meluangkan waktu untuk menonton kami tampil.

Ketika tiba giliran saya, Alhamdulillah tangan dan suara saya tidak bergetar karena tegang. Tapi, kaki saya terus bergetar! Ketika saya melihat video yang saya rekam sendiri, saya tidak bisa diam dan terus berganti posisi selama speech berlangsung.  Ketika saya speech, saya berbicara cepaaaaat sekali. Sangat tidak enak dilihat.

Tapi Alhamdulillah, tidak ada bagian speech yang terlupa. Dan sepertinya apa yang saya sampaikan bisa didengar oleh penonton disana.  Kanari manzoku shimashita.

Setelah ke-12 peserta tampil, kami semua medapatkan waktu istirahat selama 30 menit.  Setelah itu, Juri akan mengumumkan pemenang-pemenang dari Speech Contest tahun ini.

Sistem penghargaanya sangat unik. Juara 1 tentu satu orang. Tapi untuk Juara 2 dan 3, bisa terdiri dari 2-3 orang. Setelah itu, terdapat juga Pemenang favorit penonton 1 orang. 

Tibalah saat pengumuman pemenang. 1 wakil dari juri mengumumkan pemenang. Alhamdulillah, saya berhasil mendapatkan juara ke-2, setelah 2 orang sebelumnya dipanggil.

Ketua Klub Kiwanis memberikan kami penghargaan dan hadiah. Alhamdulillah, setelah beberapa kali mengikuti lomba speech di Indonesia, siapa yang menyangka saya dapat memenangkan lomba speech di Jepang.

Di akhir acara, semua peserta dan juri berfoto bersama. Siswa dari Kenritsu Hiroshima pun berfoto bersama.

Alhamdulillah, berkat bantuan dan kerja keras semua pihak yang terlibat, pengalaman lomba speech ini tidak akan pernah saya lupakan.

Demikian tulisan dari Afiana-san tentang pengalamannya tampil berpidato dalam bahasa Jepang. Semoga dapat menyemangati yang lain untuk mencoba hal yang sama.

Untuk naskah pidatonya, dapat disimak pada postingan berikutnya.